Serat Wulangreh menuliskan enam watak manusia, yang sebaiknya dihindari. Pitutur ini tertulis pada bait ke 13 hingga 17. Enam watak yang harus dihindari tersebut, adalah lonyo, lemer, genjah, angrong pasanakan, nyumur gumuling, dan ambuntut arit.
Pertama, lonyo. Maksudnya adalah orang yang mulutnya tidak bisa dipegang. Mencla-mencle, tidak bisa dipercaya. Pada saat berbohong, sebenarnya ia sed...
More
ajaran kejawen
Ajaran Kejawen dalam Seni Wayang
Dalam seni wayang (seni pakeliran), terdapat dua kitab babad yang menjadi sumber cerita untuk dikisahkan oleh seorang dalang, yakni Kitab Ramayana dan Kitab Mahabharata. Dua kita babad yang berasal dari India dan berlatar belakang ajaran agama Hindu.
Bila dilacak makna filosofisnya, baik Kitab Ramayana maupun Kitab Mahabharata mengajarkan bahwa keangkaramurkaan yang merupakan sifat Prabu Rahwa...
More
Hari-Hari Penting dalam Ajaran Kejawen
Bagi masyarakat Kejawen, Sultan Agung dari Mataram Islam dianggap sebagai filsuf peletak fondasi kejawen muslim yang sangat mempengaruhi upacara-upacara penting, terutama yang tampak berupa penanggalan dalam menentukan hari-hari penting. Hari-hari penting kejawen tidak lepas dari kelahiran, pernikahan, dan kematian, yang merupakan kehidupan dalam tradisi Jawa.
Orang Jawa akan mendapatkan nama ...
More
Seni Tari sebagai Sumber Ajaran Kejawen
Karena sarat dengan tuntunan, kesenian tradisi yang masih dilestarikan di dalam keraton senantiasa mengandung ajaran-ajaran filosofis yang sering dijadikan sumber ajaran Kejawen bagi para pengikutnya.
Seni tari mengandung tuntunan (pendidikan) filsafat melalui gerak, irama, rasa, dan ekspresi dari para penarinya. Sampai sekarang, seni tari yang tetap dijaga kemurniannya yakni tari Bedhaya, Ser...
More
Kesenian Tradisional sebagai Sumber Ajaran Kejawen
Diantara sumber-sumber ajaran kejawen adalah karya sastra, seni tradisi, upacara adat, dan aneka simbol. Berdasarkan catatan sejarah, kesenian tradisional mulai muncul sejak era Majapahit ketika berada di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
Pada saat itu, tari lawak, dan pedalangan menjadi kesenian andalan di Majapahit. Bahkan sebagai raja, Hayam Wuruk terlibat dalam ketiga cabang kesenian itu. Di...
More
Hidup di Jaman Edan, Harus Bagaimana?
Apa itu jaman edan? Jaman edan, adalah situasi sosial masyarakat yang tidak menentu, penuh ketidakpastian, dan diliputi kecemasan. Di jaman edan, orang berilmu belum tentu sukses. Kebanyakan mereka yang sukses adalah orang-orang yang licik dan cerdik.
Amenangi jaman edan Ewuh aya ing pambudi Milu edan nora tahan Yen tan milu anglakoni Boya kaduman melik Kaliren wekasanipun Ndilalah karsa...
More
Tentang Kedewasaan, dalam Serat Wulangreh
Serat Wulangreh menuturkan pula seputar kedewasaan seseorang, tentang bagaimana bersikap sesuai umur kita. Berpikir dan bersikap dewasa dalam ajaran kejawen ini, sesungguhnya seperti apa?
Memaknai Kedewasaan
Yen dadi nom Den weruh ing enomipun Dene ingkang tuwa Den kaya banyu ing beji Den awening paningale aja samar Artinya: Jika jadi yang muda Sadarilah bahwa dirinya berkedudukan...
More
Ajaran Mengendalikan Hawa Nafsu dalam Serat Nitisruti
Dalam hidup, mengendalikan hawa nafsu itu perlu. Karena ibarat menunggang kuda, kitalah yang mengendalikan. Bukan sebaliknya.
Menunggang Kuda, Mengendalikan Hawa Nafsu
Tyas kumlungkung kumawagya
Luwih maning lamun uwis
Munggwing luhuring turangga
Ngembat watang numbak siti
Katon esthaya kadi
Kurang mungsuhing ngapupuh
Anyanderaken kuda
Mamprung aloh ce...
More
Sumber-Sumber Ajaran Kejawen
Dalam ajaran Kejawen, ada beberapa sumber yang dijadikan sebagai rujukan karena memuat nilai filosofis dan etika Jawa, serta nilai edukatif. Di antara sumber-sumber ajaran Kejawen yaitu karya sastra, seni tradisi, upacara tradisi, dan aneka simbol.
Karya Sastra sebagai Sumber Ajaran Kejawen
Dalam beberapa karya sastra, terdapat muatan nilai-nilai filosofis dan etika Jawa dijadikan sebag...
More
Prinsip Ajaran Kapitayan, Agama Jawa Kuno
Sebelum masuknya agama Islam, sudah ada agama kuno di Tanah Jawa. Yakni Kapitayan, yang merupakan perkembangan dari ajaran dan keyakinan terhadap Sang Hyang Taya.
Sebelumnya – Mengenal Kapitayan, Agama Jawa Kuno
Dalam ajaran Kapitayan tidak mengenal dewa-dewa seperti Hindu dan Buddha. Pada era Wali Sanga, prinsip dasar Kapitayan dijadikan sarana untuk berdakwah dengan menjelaskan kepad...
More