Tapa kungkum dapat dilakukan sebagai meditasi, untuk menarik kekuatan gaib, yang berada dalam suatu tempat, yang diyakini memang memiliki kekuatan gaib alami. Dalam posisi tertentu, maka pelaku meditasi melakukan penarikan dengan memohon kepada Tuhan, agar kekuatan gaib yang berada dalam tempat tersebut menyatu dengan dirinya.
Menyatunya kekuatan ini akan mengantarkannya, pada keberadaan kekuatan gaib dalam diri manusia. Hal ini sering dilakukan pada tempat yang memang dipercaya memiliki aura gaib alami yang besar.
Dengan menggunakan sesaji, atau tanpa menggunakan sesaji, dapat dilakukan sebuah ritual yang memang ditujukan untuk mencari kekuatan gaib yang berada di alam terbuka.
Tapa kungkum adalah meditasi yang dilakukan di dalam air. Meditasi ini dilakukan dengan dua cara dasar, yaitu telanjang dan tidak telanjang. Dari beberapa ritual, yang tergolong dalam meditasi tingkat menengah, adalah meditasi jenis ini.
Lokasi untuk melakukan meditasi kungkum ini memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan tempat mana yang bagus dan tempat yang kurang bagus. Lokasi yang sering digunakan untuk meditasi jenis ini biasanya dipilih sungai yang mengalir.
Tempat yang digunakan untuk meditasi antara lain sebagai berikut:
- Tempat aliran air yang arusnya tidak bergerak. Dalam aliran air sungai, jika sungai tersebut terdapat tikungan, yang membuat aliran air berputar dan diam untuk beberapa saat. Pada tempat ini sering dipilih untuk melakukan meditasi, dengan alasan bahwa tempat tersebut terasa lebih tenang dan airnya tidak dingin.
- Tempat bertemunya dua aliran sungai atau lebih. Dari tempat yang demikian, para ritualis meditasi kungkum meyakini bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang bagus untuk melakukan meditasi. Dalam pandangan beberapa ritualis yang mampu memandang dunia gaib, menyatakan bahwa di tempat tersebut memang lebih banyak dihuni oleh makhluk halus bangsa jin.
- Terdapat benda bertuah yang masih ada di alam gaib. Dengan memilih tempat seperti ini sebagai tempat meditasi, maka kemungkinan didapatnya benda bertuah yang ada di lokasi tersebut menjadi tujuan dari sang ritualis.
Meditasi kungkum ini dilakukan pada waktu tengah malam, dan dipilih tempat yang memenuhi kriteria-kriteria yang tadi telah disebutkan. Tempat yang dianggap sebagai tempat yang biasa, adalah tempat aliran air yang tenang dan mengalir secara wajar. Dengan kata lain tidak berada pada tempat yang airnya diam dan bukan pada pertemuan dua atau lebih arus sungai.
Masyarakat Jawa percaya bahwa untuk melakukan meditasi ini, untuk mendapatkan kekuatan alam dan kekuatan gaib, harus dilakukan dengan cara menghadap ke arah datangnya aliran air. Sedangkan jika dilakukan dengan menghadap ke arah air mengalir, maka kekuatan yang ada dalam diri sang ritualis akan hanyut bersama air yang mengalir.
Jika melakukan kungkum dengan air yang permukaannya mencapai sekitar Ieher, maka badan tidak akan merasakan dingin. Tetapi jika dilakukan dengan permukaan air di bawah leher atau kurang lebih di bawah dada, maka air akan terasa sangat dingin, jika dibandingkan dengan sebatas leher.
Hal yang terjadi , karena jika dilakukan dengan permukaan air sebatas leher, maka luas permukaan kulit akan lebih banyak, jika dibandingkan dengan permukaan air di bawah dada. Badan pelaku ritual akan menyesuaikan dan menerima secara langsung suhu air yang ada di lokasi tersebut, kemudian badan akan menyesuaikan diri dengan keberadaan lingkungan.
Dari penyesuaian terhadap lingkungan ini, maka meditasi kungkum dapat dilakukan dalam waktu yang tidak lama. Kalau saat melakukan meditasi ini memaksakan diri untuk waktu yang lama, maka sebagian bagian tubuh akan mengalami gangguan.
Banyak masyarakat Jawa yang hingga saat ini masih melakukan ritual ini, dengan tujuan untuk menuntut ilmu. Jenis ilmu yang diinginkan dengan menjalani meditasi kungkum ini memiliki berbagai bentuk ilmu atau kekuatan gaib.
Diambil dengan perubahan, dari: Lelaku dan Tirakat (Narasi, 2006), Ragil Pamungkas
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :