Tata Cara Mewejang Ilmu Makrifat

Jaman dulu, Ilmu Makrifat tidak dapat diajarkan begitu saja. Ada tata caranya sebelum wejangan Ngelmu Makrifat atau Ilmu Kesempurnaan Hidup ini dapat diberikan.

Wejangan Wirid Ilmu Makrifat

Berikut ini adalah penjabaran tata cara lengkap mewejang Ilmu Makrifat, atau Ngelmu Makrifat, atau Ilmu Kesempurnaan Hidup, yang sudah semenjak dulu dijalankan para wali.

Urut-urutannya adalah sebagai berikut:

  • Pertama-tama, guru dan murid mengambil air wudhu dengan membaca doa niat, “Nawaitu rapngal kadasi suharata walkabirata parlan lilahi tangala, Allahu Akbar (Aku berniat mengangkat hadas kecil dan besar, wajib karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar).”
  • Lantas bersalin pakaian yang serba suci dan tidak diperkenankan memakai segala bahan yang terbuat dari emas.
  • Jika berkenan, pakailah kuluk  mathak putih, bertelanjang dada, serta berbalur wewangian. Kuluk adalah sejenis songkok berbentuk mahkota. Mathak berarti belajar sastra suci. Putih kesucian. Kuluk mathak putih melambangkan kepala yang sangat ingin mempelajari kesucian.
  • Mengenakan sumping (hiasan telinga) bunga yang diuntai dalam bentuk surengpati pada telinga kiri. Maknanya adalah ketidaktakutan terhadap kematian. Surengpati berasal dari kata sura ring pati, artinya berani mati.
  • Mengenakan kalung bunga yang diuntai dalam bentuk margasopana, untaian mirip usus ayam rangkap tiga. Marga berarti jalan, sopana berarti bertingkat. Artinya seorang murid telah siap lahir batin untuk mendaki jalan spiritual yang bertingkat-tingkat.
  • Mengenakan keris berangkai bunga seperti yang dikenakan pengantin. Melambangkan seorang murid yang telah siap lahir batin untuk bertemu Dzat Yang Maha Suci.
  • Tempat pewejangan ditata dan diberi tetumbuhan pada empat sisinya. Pilihlah tanaman yang indah, kalau bisa yang berbunga harum, sebagai lambang dari bertumbuhnya jiwa yang suci.
  • Digelari alas yang bersih. Di atas alas pertama digelari tikar halus yang baru. Di atas tikar halus digelari kain mori berlapis tujuh, bisa juga berlapis tiga, kemudian ditebari sekar campur bawur (bunga beraneka macam yang dijadikan satu).
  • Mempersembahkan srikawin berupa emas putih berbobot satu tail (38,6 gram), lenga sundhul langit (minyak wangi yang penuh di dalam botol kaca kecil), kemenyan seharga seringgit. Semuanya ditutupi kain mori dan ditaruh dalam satu tempat.
  • Disertai pengiring berupa gedhang agung (setangkup pisang raja dengan jumlah genap), suruh ayu (daun sirih seperangkat), jambe tanganan (pinang utuh beserta kulit buahnya). Semuanya ditutup dengan kain mori dan ditaruh dalam satu tempat.
  • Ditambah kemudian kembar mayang sajodho (sepasang hiasan pengantin Jawa).
  • Semua hal di atas diletakkan di tempat untuk mewejang.
  • Saat sudah memasuki dini hari, segeralah menuju tempat perwejangan. Yang hendak diwejang duduk menghadap ke barat. Berturut-turut, telinga kiri, dua lubang hidung, dan dada diberi asap dupa.

Setelah itu, pewejangan oleh sang guru, disaksikan oleh empat orang lain yang seilmu, bisa dilakukan.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :