Tahunya kita, Nyi Blorong itu menakutkan. Kisah Nyi Blorong selalu membuat tengkuk merinding. Legenda Nyi Blorong diangkat ke layar kaca sebagai bahan horor. Pesugihan Nyi Blorong diburu oleh mereka yang jelas-jelas sesat. Tapi ketika ditanya siapa sebenarnya Nyi Blorong ini, banyak orang cuma melongo dengan mata belo.
Siapakah sejatinya Nyi Blorong?
Dialah panglima terkuat Kanjeng Ratu Kidul, Penguasa Laut Selatan Pulau Jawa. Sekalipun kedua sosok ini sering dicampuradukkan, namun hampir semua spiritualis meyakini bahwa Nyai Blorong dan Nyai Ratu Kidul merupakan dua sosok yang berbeda. Kanjeng Ratu Kidul sebagai penguasanya dan Nyai Blorong sebagai panglimanya.
Sang panglima gaib ini berwajah cantik. Sangat cantik. Ia sering digambarkan berkulit semulus pualam dan wajah berbinar menggoda. Sekalipun separuh tubuhnya berwujud ular dari pinggang ke bawah.
Legenda Nyi Blorong
Sebagai pemimpin pasukan gaib Laut Selatan, Nyi Blorong memiliki banyak sekali kesaktian. Masyarakat Jawa secara tradisional mempercayai bahwa jenis makhluk halus yang mengikuti perintahnya sangat beragam. Bahkan sebagian mempercayai pula bahwa Nyi Blorong memiliki misi khusus untuk menyesatkan umat manusia. Manusia yang tersesat ini kemudian mau tidak mau akan menjadi budak yang taat baginya.
Penampilan Nyi Blorong memang khas bangsawan keraton. Kebayanya berwarna hijau dengan rajutan benang emas yang gemerlapan. Ketika purnama penuh, kecantikannya mencapai puncak tertinggi. Tetapi seiring dengan mengecilnya bulatan rembulan, wujudnya akan perlahan kembali menyerupai ular raksasa.
Asal Usul Nyi Blorong
Beberapa sumber menyebutkan bahwa nama aslinya adalah Nyimas Dewi Anggatri. Ia merupakan putri dari Nyimas Dewi Rangkita (Ratu Galuh) yang tercatat sebagai anak Nyimas Dewi Anggista. Sedangkan Nyimas Dewi Anggista sendiri merupakan putri bungsu dari Prabu Jaya Cakra, Raja Caringin Kurung ke XI.
Konon, Nyi Blorong mampu mendatangkan kekayaan berlimpah bagi manusia yang bersedia menjadi sekutunya. Sisik-sisik ular yang melekat bisa perlahan rontok dalam wujud kepingan emas. Emas inilah yang ia tinggalkan sebagai imbalan.
Tetapi tumbalnya luar biasa. Si pengikut pesugihan Nyi Blorong harus merelakan arwahnya menghuni keraton gaib Laut Selatan sampai akhir jaman. Tumbal-tumbal yang perlahan menumpuk ini bukan hanya menambah jumlah prajurit saja, tetapi juga meningkatkan taraf kecantikan fisiknya.
Disinilah perbedaan antara Nyai Blorong dan Nyai Rara Kidul. Nyi Blorong terkenal lihai menggoda dan menyesatkan manusia, sementara Ratu Kidul justru terkenal berwatak lembut dan baik hati.
Salahkah Nyi Blorong bila ia menggoda dan menyesatkan manusia? Terutama manusia-manusia yang datang kepadanya untuk mendapatkan pesugihan instan?
Tentu saja tidak. Bukan salahnya kalau ia menggoda dan menyesatkan, lha wong memang itu misi yang ia emban. Kita sebagai manusia yang perlu berada di jalan lurus. Sehingga tidak sampai tersesat sebelum mencapai tujuan.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :