Masih tentang motif batik dalam budaya Jawa. Menyambung artikel sebelumnya yang berjudul Motif Batik dan Maknanya, berikut kami tambahkan lagi beberapa motif kain batik beserta filosofi atau artinya masing-masing.
Motif Batik dan Beragam Maknanya
- Kain Batik Motif Ciptoning
Motif ini biasanya hanya dipakai oleh mereka yang dituakan dalam suatu komunitas. Atau yang berstatus sebagai pemimpin. Harapannya adalah agar si pemimpin tersebut senantiasa ingat, bahwa ia diharapkan untuk selalu bijak dan mampu memberikan petunjuk bagi mereka yang dipimpinnya.
Selain ditujukan bagi mereka yang memimpin orang lain, motif ciptoning juga dapat ditujukan bagi setiap individu. Yaitu agar mampu memimpin atau menempatkan dirinya sendiri di tengah-tengah masyarakat.
- Kain Batik Motif Cuwiri
Paling sering digunakan pada saat mitoni atau acara tujuh bulanan. Cuwiri berarti kecil-kecil. Berkaitan dengan peringatan tujuh bulanan, motif kain batik ini dimaksudkan agar pemakainya nampak pantas dan dihormati. Sebab sejak kecil, orang Jawa sudah ditempa banyak aturan sesuai falsafah hidupnya, yang antara lain bertujuan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan serta kebaikan diri.
- Kain Batik Motif Merak
Bentuk dasar motifnya berupa seekor anak burung yang baru menetas. Seperti berupaya menggeleparkan kedua sayap demi lepas dari cangkangnya.
Motif batik merak menggambarkan tentang pandangan hidup manusia setelah kematian. Mati hanyalah rusaknya raga, sedangkan jiwa tetap hidup menemui Sang Pencipta. Uniknya, motif batik merak selalu didampingi oleh motif lain, termasuk parang dan ceplok.
- Kain Batik Motif Meru
Asalnya dari nama Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai kediaman Tri Murti, yakni Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma dan Sang Hyang Syifa. Ketiganya melambangkan sumber kehidupan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup manusia.
Mengenakan kain batik dengan motif meru merupakan perwujudan doa, agar si pemakai senantiasa makmur dan bahagia.
- Kain Batik Motif Nitik Karawitan
Motif nitik karawitan mewakili filosofi kebijaksanaan. Pemakainya diharapkan menjadi orang yang bijaksana, sehingga kain batik dengan motif ini banyak digunakan oleh mereka yang dituakan di lingkungannya.
- Kain Batik Motif Sawat
Arti kata sawat adalah melempar. Jaman dulu, orang Jawa meyakini bahwa alam semesta dikendalikan oleh para dewa. Salah satunya adalah Bathara Indra yang bersenjatakan kilat. Wujud senjatanya sendiri menyerupai ular yang bertaring dan bersayap. Ketika dilemparkan, kilat akan menyambar dan bersuara lantang.
Meski terdengar menakutkan, kilat sebenarnya juga menggambarkan kegembiraaan sebagai pertanda datangnya hujan. Motif batik yang didasarkan pada senjata kilat Bathara Indra ini dimaksudkan agar pemakainya selalu diberikan perlindungan.
- Kain Batik Motif Semen Rama
Nama semen berasal dari kata semi yang menandai tumbuhnya bagian tanaman. Sedangkan rama merupakan kependekan dari Ramawijaya. Motif semen rama menyiratkan pesan keutamaan pemimpin seperti dalam penobatan Wibisana sebagai Raja Alengka. Pesan tersebut sendiri diwujudkan dalam motif batik yang antara lain digambarkan dengan daratan, tumbuh-tumbuhan dan binatang berkaki empat serta awan dan binatang air.
- Kain Batik Motif Sido Drajat
Kain batik dengan motif sido drajat lazimnya dipakai ketika upacara pernikahan, oleh besan yang bersangkutan.
Bila dipakai anak-anak, cara memakainya adalah dengan sabuk wolo, yang memungkinkan mereka untuk bergerak bebas. Mewakili status anak-anak yang tentunya belum memiliki beban dan tanggung jawab moral.
Bagi orang dewasa, pemakaiannya dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki mengenakan wiru batik di sebelah kiri, sedangkan perempuan mengenakannya di sebelah kanan. Artinya seorang perempuan tidak boleh melanggar kehendak suami.
- Kain Batik Motif Slobog
Dari asal katanya, slobog bisa diartikan longgar atau lobok. Kain batik dengan motif ini digunakan pada saat melayat, dengan tujuan agar si jenasah tidak mengalami kesulitan manakala menghadap Tuhan. Sebab secara tradisional dan keagamaan, masyarakat Jawa meyakini bahwa setelah kematian masih ada kehidupan lain yang harus dipertanggungjawabkan. Yakni menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Kain Batik Motif Tambal
Sebagian orang percaya, bahwa bila seseorang jatuh sakit dan menggunakan kain batik dengan motif ini sebagai selimut, maka ia akan lekas sembuh. Karena tambal artinya menambah semangat hari. Semangat tersebut lah yang diharapkan membawa harapan baru dan kesembuhan.
- Kain Batik Motif Truntum
Maknanya adalah cinta yang tumbuh kembali. Motif kain batik truntum diciptakan sebagai perlambang cinta yang tulus tanpa mengenal syarat. Abadi, dan semakin lama semakin berkembang subur (tumaruntum).
Orang tua pengantin biasanya mengenakan kain batik motif ini pada hari pernikahan. Dengan harapan agar cinta kasih yang berkembang tersebut menjadi hak kedua mempelai.
- Kain Batik Motif Liris
Motif liris bermakna ketabahan. Meskipun hidup prihatin, meskipun dilanda panas dan hujan. Terutama mereka yang telah berumah tangga, harus rela hidup prihatin dan menghadapi banyak halangan. Ibaratnya kehujanan, tidak boleh mengeluh.
Justru halangan tersebut harus diselesaikan bersama-sama, sebagai bagian dari hidup berumah tangga.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :