Motif batik memiliki makna atau arti tersendiri. Bukan sekedar ditorehkan atau sekedar asal bagus saja. Tetapi ada filosofi tersendiri dibalik sejarah penciptaannya. Salah satu yang mempengaruhi makna motif kain batik adalah latar belakang budaya di daerah asal motif batik tersebut.
Anda pasti punya baju batik di rumah, bukan? Coba tengok dan cocokkan dengan daftar di halaman ini. Kain batik Anda tersebut, apa maknanya?
Beberapa Motif Batik Nusantara
- Kain Batik Motif Mega Mendung
Wujudnya nampak seperti gumulan awan. Terlihat lengkungan garis yang semula kecil dan melebar keluar. Pola ini menunjukkan gerakan yang teratur dan harmonis. Lengkungan teratur tersebut mewakili pesan bahwa hidup manusia pasti akan ada naik turunnya.
Motif mega mendung tidak boleh sampai putus, karena menggambarkan bahwa pada akhirnya tiap-tiap manusia akan kembali kepada jati dirinya.
- Kain Batik Motif Kawung
Arti motif kawung adalah, bahwa kerja keras dan kesungguhan pasti akan membawa hasil. Meskipun kadang makan waktu dan tenaga, tetapi dengan kerja keras rezeki bisa berlipat ganda.
Sayangnya, hari ini kerja keras tidak lagi dianggap sebagai bagian dari budaya. Dalam hal apapun orang cenderung menginginkan hasil yang instan. Uang pun inginnya bisa didapat dengan gampang, hingga cenderung bersedia melakukan segala upaya.
- Kain Batik Motif Parang atau Lereng
Menurut pakemnya, kain batik bermotif parang hanya dipakai oleh para sentono dalem atau keturunan ratu. Nama lereng berasal dari kata mereng yang bermakna lereng bukit. Sejarah motif ini bermula pada masa pelarian keluarga kerajaan Keraton Surakarta.
Mereka terpaksa bersembunyi di daerah lereng pegunungan untuk menghindari bahaya. Serta melakukan pertapaan untuk mendapatkan wangsit alias petunjuk ilahi. Dari posisinya di gunung itulah mereka melihat pemandangan yang berderet menyerupai lereng.
- Kain Batik Motif Parang Rusak Barong
Asal katanya adalah batu karang dan barong yang berarti singa. Parang barong merupakan motif batik yang hanya dikenakan para raja pada saat meditasi dan ritual keagamaan.
Pencipta motif parang barong adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma, dengan tujuan untuk menuangkan pengalaman jiwanya sebagai raja, lengkap dengan berbagai tugas dan kewajiban serta kesadaran di hadapan Tuhan. Motif ini membawa arti bahwa seorang raja harus selalu berhati-hati dan mampu mengendalikan diri.
- Kain Batik Motif Parang Kusuma
Motif parang kusuma bermakna bahwa hidup harus selalu dilandasi perjuangan dalam upaya mencari kebahagiaan lahir dan batin, yang diibaratkan sebagai keharuman bunga (kusuma). Bagi orang Jawa pada khususnya, keharuman pribadi dimaknai sebagai kebaikan tanpa meninggalkan norma sopan santun yang berlaku. Sebab mencapai kebahagiaan hidup pun harus tetap dengan moral dan kesopanan tingkah laku.
- Kain Batik Motif Ceplok
Motif ceplok tidak ubahnya seperti motif kawung, tetapi sudah sangat kuno sekali. Polanya terinspirasi dari bentuk buah atap atau buah aren yang disebut juga sebagai buah kawung. Buah kawung yang dibelah empat mewakili empat penjuru utama dalam ajaran agama Buddha.
Ceplok pada dasarnya merupakan motif yang didasarkan pada pengulangan bentuk geometri, seperti persegi, persegi panjang, oval dan bintang. Ada varian seperti ceplok Sriwedari atau ceplok kecil, serta pengembangan bentuk dengan cara memadukan motif lain guna mendapatkan motif yang lebih menarik.
- Kain Batik Motif Sido Mukti
Motif sidomukti bermakna kemakmuran. Dalam keyakinan masyarakat Jawa, hidup yang makmur adalah hidup yang seimbang dengan keluhuran budi, ucapan serta tindakan.
Untuk mencapai kemakmuran dan keselarasan ini, diperlukan pengendalian hawa nafsu. Tidak boleh mempergunjingkan tetangga dan melakukan apapun yang merugikan orang lain. Sebab dengan pengendalian hawa nafsu tersebut lah, keseimbangan baru dapat diharapkan untuk tercapai.
- Kain Batik Motif Parikesit
Parikesit merupakan motif yang menuturkan bahwa kerja keras dan kegesitan itu perlu, manakala kita menginginkan keutamaan. Tetapi kerja keras dan kecakapan tidak boleh melanggar norma sosial. Bila kerja keras dilakukan dengan cara kotor, justru akan berakhir buruk bagi diri sendiri.
- Kain Batik Motif Garuda atau Gurda
Istilah Gurda berasal dari kata Garuda. Burung Garuda dianggap memiliki kedudukan penting dalam pandangan masyarakat Jawa. Motif Gurda terdiri dari sepasang sayap, badan dan ekor.
Garuda merupakan burung tunggangan Bathara Wisnu, perlambang matahari. Sehingga garuda secara tradisional dianggap sebagai simbol kejantanan.
Selanjutnya baca di Motif Batik dan Maknanya Bag. II
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :