Misteri Ki Ageng Mangir dan Naga Baru Klinthing

Nama Ki Ageng Mangir setidaknya disandang oleh tiga orang. Termasuk Ki Ageng Mangir Wanabaya I, yang konon berputrakan seekor ular naga, yakni Naga Baru Klinthing.


Sejarah Ki Ageng Mangir

Daerah Mangir saat ini masuk ke dalam wilayah Yogyakarta. Terdiri dari Mangir Lor, Mangir Tengah dan Mangir Kidul. Nama Ki Ageng Mangir sendiri lebih dikenal lewat cerita tutur dan Babat Mangir yang telah diterjemahkan.

Setidaknya, nama Mangir dipakai oleh tiga tokoh berbeda. Asal usulnya adalah dari Radyan Alembumisani, putra Prabu Brawijaya V yang melarikan diri ke arah barat. Istrinya meninggal di daerah Gunungkidul, dan ia berputra Radyan Wanabaya. Radyan Wanabaya inilah yang kemudian tinggal menetap di daerah Mangir, sehingga dikenal sebagai Ki Ageng Mangir Wanabaya (Mangir I).

Mangir I memiliki istri selir putri Demang Jalegong. Konon, dari rahim Rara Jalegong inilah lahir jabang bayi yang berwujud ular naga. Namanya Naga Baru Klinthing. Anak yang di kemudian hari dikenal dengan nama Ki Bagus Baru Klinthing ini memiliki kesaktian tinggi. Lidahnya dapat dijadikan sebilah mata tombak, yang oleh ayahnya sendiri dinamai Kyai Baru Klinthing.

Jadi bila dilihat dari silsilahnya, maka Ki Bagus Baru Klinthing ini adalah saudara tiri dari Mangir II dan paman dari Mangir III. Ki Ageng Mangir III ini kelak hidupnya tidak pernah berpisah dengan tombak Kyai Baru Klinthing. Nama ‘baru’ sendiri dalam dunia tosan aji (perpusakaan logam) menjadi nama salah satu dapur atau motif senjata.

Dikisahkan bahwa Ki Bagus Baru Klinthing adalah naga yang berubah wujud menjadi tombak pusaka. Hal ini tentu mustahil. Tetapi tetap wajar, mengingat cerita babad memang cenderung menuturkan segala sesuatu dengan perumpamaan. Bukan secara lugas.

Perkawinan Ki Ageng Mangir I dengan Rara Jalegong memang menghasilkan seorang bayi. Tetapi bayi manusia, bukan bayi ular apalagi naga. Kisah babad menceritakannya secara berbeda, semata-mata karena ia lahir dari rahim seorang wanita yang tidak dinikahi resmi. Lahirnya ular naga dari Rara Jalegong ini dianggap sebagai cara sejarah menuliskan cerita, tanpa membuka aib pelaku ceritanya.

Babad Mangir juga menceritakan bahwa Pusaka Kyai Baru Klinthing selalu disanding oleh Ki Ageng Mangir. Setiap kali Ki Ageng Mangir berdekatan dengan Pembayun, tombak ini berkokok. Artinya, Baru Klinthing adalah sosok yang dulu memperingatkan agar Ki Ageng Mangir selalu berhati-hati terhadap Pembayun.

Maka untuk melumpuhkan Baru Klinthing, diceritakan bahwa Pembayun membungkam bilah tombak tersebut dengan kembennya.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :

Bacaan Paling Dicari: