Kisah Calon Arang adalah legenda yang usianya sudah ribuan tahun. Tetapi sampai sekarang, nama ini tetap familiar di telinga. Meskipun ia memang lebih terkenal karena kejahatannya, dibandingkan karena kebaikannya sebagai manusia.
Asal Mula Kisah Calon Arang
Legenda Calon Arang berasal dari Dusun Butuh, Sukorejo, Kediri. Naskahnya pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam Bahasa Belanda, sebelum kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada tahun 1975. Hasil terjemahan ini berjudul Calon Arang si Janda Dari Girah.
Munculnya kisah ini adalah pada masa kekuasaan Raja Airlangga (1006-1042). Serat Calonarang menulis bahwa Airlangga pernah memerintah di Daha, Kediri. Selama masa kekuasaannya itulah ia mendapat banyak cobaan. Termasuk dari seorang janda sakti asal Desa Girah, yaitu Calon Arang.
Calon Arang dikisahkan marah besar, karena tak seorangpun mau melamar anaknya, Ratna Manggali. Padahal bukan tidak mau, tapi masalahnya tak seorang pun berani mendekat karena Calon Arang terkenal bengis dan kejam.
Saking marahnya, Calon Arang mengirim tenung pada rakyat tidak berdosa.
Jatuhnya korban membuat Raja Airlangga memikirkan jalan keluar. Ia pun mengirim bala tentara untuk menumpas sang janda sakti. Tetapi usahanya gagal, karena Calon Arang masih terlalu sakti untuk ditaklukkan.
Sampai kemudian Airlangga mendapatkan petunjuk untuk mengutus Mpu Baradah, salah seorang penasehatnya yang berkedudukan di Lemah Tulis.
Mpu Baradah mengawali tugasnya dengan melakukan perkawinan politik. Salah seorang muridnya, yang bernama Bahula, sengaja ia nikahkan dengan Ratna Manggali. Lalu mulailah sang murid tinggal di rumah Calon Arang.
Dari Ratna Manggali, Bahula mengetahui bahwa mertuanya selalu membaca kitab dan melakukan ritual di kuburan. Ia juga berhasil menunjukkan kitab Calon Arang kepada Mpu Baradah. Sebelum kemudian mengembalikan kitab tersebut ke tempatnya lagi.
Mpu Baradah pun menyusul ke Girah, sambil menyembuhkan beberapa orang yang terkena kutukan Calon Arang dalam perjalanannya. Sesampainya di Girah, Mpu Baradah memperingatkan Calon Arang agar menghentikan kutukannya terhadap penduduk.
Saat itu, sebenarnya Calon Arang sudah bersedia. Asalkan ia diruwat dulu untuk melebur dosa-dosanya. Namun Mpu Baradah menolak, dengan alasan dosa-dosa Calon Arang sudah terlalu besar.
Maka terjadilah pertengkaran diantara keduanya. Calon Arang berusaha membunuh Mpu Baradah dengan mencoba menyemburkan api dari kedua matanya. Tetapi Mpu Baradah memang lebih sakti, sehingga akhirnya Calon Arang mati dalam keadaan berdiri.
Di akhir cerita, Calon Arang konon dihidupkan kembali oleh Mpu Baradah. Agar dapat diberi ajaran tentang kebenaran, dengan tujuan supaya ia bisa mencapai moksa. Calon Arang pun merasa bahagia, karena sang pendeta mau mengajarkan kepadanya jalan menuju surga.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :