Tahun Saka adalah nama tahun yang digunakan dalam penanggalan Jawa. Tidak seperti penanggalan yang secara umum digunakan sekarang, masyarakat Jawa jaman dulu punya penanggalan tersendiri. Metode penanggalan ini didasarkan pada peredaran bulan.
Tahun Saka dan Dasar Perhitungannya
Perhitungan Saka dimulai dari tahun 78 Masehi. Satu tahun terbagi ke dalam dua belas bulan, sedangkan masing-masing bulan tersebut berisi 30 hari.
Sekitar tahun 1633 Masehi, nama-nama bulan dalam penanggalan Saka disesuaikan dengan penanggalan Hijriah. Sekalipun angka tahunnya masih tetap 1555. Sehingga bisa dikatakan bahwa pada tahun tersebut lah, terjadi perpaduan antara penanggalan Jawa dengan penanggalan Islam. Tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Agung di Mataram.
Adapun tahun Hijriah sendiri diawali pada 622 Masehi, bertepatan dengan hijrahnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sedangkan penanggalan Saka dimulai pada 78 Masehi karena merupakan tahun ketika Ajisaka naik tahta.
Bulan-Bulan dalam Tahun Saka
Casparis dan Damais menuliskan dua belas nama bulan Saka, yang dimulai dari Caitra dan berakhir di bulan Phalguna sebagai berikut:
- Caitra (Maret-April)
- Waisaka (April-Mei)
- Jyesta (Mei-Juni)
- Asadha (Juni-Juli)
- Srawana (Juli-Agustus)
- Bhadrawada (Agustus-September)
- Asuji (September-Oktober)
- Karttika (Oktober-Nopember)
- Margasira (Nopember-Desember)
- Posya (Desember-Januari)
- Magha (Januari-Pebruari)
- Phalguna (Pebruari-Maret)
Penanggalan Saka mengenal istilah Paksa, yang bermakna separuh bulan. Jadi setiap bulan dalam Tahun Saka bisa dibagi menjadi dua, yaitu Suklapaksa atau Paroterang dan Kresnapaksa atau Parogelap yang masing-masing memuat 15 hari. Suklapaksa dimulai sejak hari pertama bulan muncul hingga hari kelima belas. Sedangkan Kresnapaksa dimulai dari hari keenam belas hingga tiga puluh.
Tahun Saka dan Pranata Mangsa
Berbeda dengan Casparis dan Damais, Ketut Ratna memadukan penanggalan Saka dengan Pranata Mangsa yang masih berkembang sampai sekarang, baik di Jawa maupun Bali. Pranata Mangsa adalah sistem penentuan musim bercocok tanam yang digunakan oleh para petani.
Tanggal mulai berlakunya Pranata Mangsa sendiri adalah pada 22 Juni 1856, dibawah pemerintahan Pakubuwono VII.
Karena telah dipadukan dengan Pranata Mangsa, maka bulan-bulan dalam kalender Saka dapat bergeser sedikit sebagai berikut:
- Srawana (kasa/kesatu), antara 12 Juli hingga 12 Agustus
- Bhadrapada (karo/kedua), antara 13 Agustus hingga 10 September
- Asuji/Aswina (katiga/ketiga), antara 11 September hingga 11 Oktober
- Kartika (kapat/keempat), antara 12 Oktober hingga 10 Nopember
- Pasya/pausya (kalima/kelima), antara 11 Nopember hingga 12 Desember
- Marggasira (kanem/keenam), antara 13 Desember hingga 10 Januari
- Magha (kapitu/ketujuh), antara 11 Januari hingga 11 Februari
- Phalguna (kawolu/kedelapan), antara 12 Februari hingga 11 Maret
- Caitra (kasanga/kesembilan), antara 12 Maret hingga 11 April
- Waisaka (kadasa/kesepuluh), antara 12 April hingga 11 Mei
- Jyesta (jyesta/desta/kesebelas), antara 12 Mei hingga 12 Juni
- Asadha (sadha/keduabelas), antara 13 Juni hingga 11 Juli
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :