.
Dalam praktek Pesugihan, tumbal dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dikorbankan atau dipersembahkan demi terwujudnya hajat.
Coba bayangkan bila Anda berada di posisi saya. Sebagai seseorang yang dikenal sebagai Paranormal Pesugihan, bukan cuma sekali atau dua kali saya dimintai tolong oleh orang yang katanya sudah kepepet tidak karuan. Alasan dan cerita mereka selalu ada-ada saja, tetapi intinya selalu sama. Orang-orang tersebut bosan hidup susah.
Saya paham, tentu saja. Memangnya siapa yang mau hidup susah?
Terlebih dulu saya acungkan jempol kepada para klien saya yang datang semata-mata dengan niat untuk berjuang, bukan sekedar mendapatkan kekayaan secara instan. Dasarnya memang sama, sama-sama tidak mau hidup susah. Tetapi dari ratusan atau bahkan ribuan orang yang tidak mau hidup susah itu, ada sebagian yang hanya mau enak tanpa berusaha. Sementara sebagian lagi – yang saya acungi jempol tadi – benar-benar bersedia berusaha sembari menjalankan apapun saran tambahan dari saya.
Sebagai satu contoh saja, ada orang yang menghubungi saya untuk mencari pesugihan. Oke, bisa. Tetapi belum apa-apa dia sudah mengeluh sepanjangan, menggerutui nasibnya sendiri. Seakan-akan hanya dia saja yang bernasib demikian. Padahal tidak, saya sudah pernah menemukan banyak sekali orang dengan permasalahan yang serupa, atau bahkan lebih berat dari yang ia ceritakan. Tetapi orang-orang tersebut tidak mengeluh, tidak menggerutu, benar-benar mencari jalan keluar di jalan yang diridhoi Tuhan.
Kembali pada orang yang menghubungi saya untuk mencari pesugihan tadi. Satu hal yang membuat kedua alis saya bertaut mendengar ceritanya adalah karena dia menyatakan siap menebus tumbal. Apapun itu. Dia mengaku masih bujang, tetapi siap untuk menumbalkan nyawa anak pertamanya kelak bila hajatnya kesampaian.
Alamak, padahal saya belum sempat bicara apa-apa. Kenapa sudah sampai menumbalkan anak segala?
Sebagai seorang praktisi supranatural yang mengusung jati diri Pesugihan, saya memang sejak awal diwajibkan untuk maklum. Maklum bila orang secara salah kaprah menganggap bahwa ilmu yang saya ajarkan adalah sesat. Maklum bila orang langsung menyematkan label ‘syirik’ di jidat saya tanpa berpikir dua kali. Tetapi apapun kata orang, saya tidak pernah mempersyaratkan tumbal kepada siapapun.
Pesugihan adalah segala sesuatu yang menjadikan kaya. Ilmu Pesugihan Putih yang saya ajarkan adalah seperangkat lelaku yang bertujuan untuk mendatangkan kekayaan lebih banyak dalam waktu lebih cepat dari biasanya.
Tidak ada kata tumbal, bukan?
Bukan salah siapapun bila makna istilah ‘pesugihan’ sudah bergeser sedemikian rupa. Pikirnya, pesugihan itu haram. Pesugihan itu syirik. Pesugihan itu sesat. Pesugihan itu mahal tumbalnya. Apapun kesalahpahaman itu saya maklum. Tetapi mendengar ada orang yang mengaku siap menumbalkan anaknya, saya tetap geleng-geleng kepala. Meski sudah seberapapun lamanya pengalaman saya.
Untungnya, orang yang seperti itu jumlahnya tidak seberapa banyak. Masih lebih banyak jumlah orang-orang yang bijak dan waras, orang-orang yang tidak tergoda untuk mengorbankan orang lain sebagai tumbal demi kenyamanan hidupnya.
Mengapa banyak orang memilih pesugihan tanpa tumbal?
Setidaknya, jawaban untuk pertanyaan ini ada tiga. Pertama, karena menyediakan tumbal itu tidak mudah. Kedua, karena kekayaan yang datang tidak dapat dijelaskan secara nalar. Dan ketiga, karena pesugihan yang mempersyaratkan tumbal itu jelas-jelas sesat dan tidak aman, baik di dunia maupun akhirat.
Susahnya menyediakan tumbal
Tidak semua orang bisa ditumbalkan, apapun jenis pesugihan hitam yang Anda pilih. Umumnya, orang yang bisa ditumbalkan adalah orang yang ikut memakan hasil kekayaan Anda. Baik dengan atau tanpa disadarinya.
Karena itulah ada pelaku pesugihan yang dengan sengaja membuang atau meninggalkan lembaran uang di jalan. Harapannya agar uang tersebut ditemukan orang lalu dibelanjakan. Otomatis dia ikut memakan hasil pesugihan Anda, bukan? Nah, dengan begitu dia termasuk orang yang bisa ditumbalkan.
Ada juga pesugihan yang syarat tumbalnya berdasarkan rasa sayang. Semakin Anda sayang kepada orang yang Anda tumbalkan, semakin besar hasil yang dapat diraih. Maka dari itu sampai ada jenis pesugihan yang khusus menumbalkan lawan. Pesugihan jual musuh, istilahnya. Dapatnya ya entah seberapa, tetapi si pelaku pesugihan bisa sekalian menumbalkan orang yang tidak disukainya. Tega benar, bukan?
Orang mulai curiga, darimana kekayaan Anda datang?
Kita anggap saja ritual pesugihan Anda berhasil. Anda mendapatkan segepok uang setelah mengorbankan seseorang sebagai tumbal. Anda jadi kaya raya, punya rumah mewah dan mobil sedan. Tapi tidakkah orang-orang di sekeliling Anda akan penasaran, darimana datangnya kekayaan Anda itu?
Disinilah bedanya orang yang ingin kaya dengan orang yang ingin enaknya saja. Kalau Anda benar ingin kaya, pasti setidak-tidaknya bersedia memulai usaha sebagai jalan masuknya rezeki yang dilihat orang. Tetapi kalau ingin enaknya saja, ya sudah. Ujung-ujungnya akan ada banyak orang yang tidak menyukai Anda. Entah itu karena iri, atau karena mereka mengetahui bahwa Anda punya pesugihan yang tidak benar.
Siksa dunia, siksa akhirat
Pesugihan yang mempersyaratkan tumbal jelas membawa siksa, baik di dunia maupun akhirat. Siksa akhiratnya jelas berasal dari dosa syirik yang Anda perbuat. Karena pesugihan yang mempersyaratkan tumbal umumnya dilakukan dengan perantara makhluk halus. Bukan meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa seperti dalam aliran Pesugihan Putih. Sudah pasti, Tuhan Yang Maha Kaya tidak akan meminta tumbal apapun dari hamba-Nya.
Itu siksa akhiratnya. Tetapi belum sampai di akhirat pun Anda bisa saja sudah tersiksa. Bayangkan jika Anda sudah kehabisan nyawa untuk ditumbalkan. Otomatis nyawa Anda sendiri yang menjadi korban. Sudah begitu, jangan harap Anda akan mati gampang. Nyatanya sebagian besar pelaku pesugihan hitam mati dengan cara yang tidak wajar.
Tiga hal inilah yang paling umum menjadi alasan mengapa klien saya lebih memilih Pesugihan Tanpa Tumbal. Kalaupun Anda memiliki pendapat lain, saya persilakan. Tetapi jika Anda ikut-ikutan menyatakan bersedia mengorbankan anak yang bahkan belum lahir (atau malah belum dibuahi sama sekali), ya jelas saja saya tidak bisa membantu.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda.
.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :