Konon katanya, Pulau Jawa dan Bali dulu merupakan satu daratan. Namanya Pulau Dawa, dimana kata ‘dawa’ sendiri berarti panjang.
Lalu, apa yang kemudian menjadikan kedua pulau ini terpisah?
Legenda Pulau Jawa dan Bali
Alkisah hiduplah seorang pendeta sakti bernama Mpu Siddhimantra. Konon si empu merupakan anak Mpu Tantular yang berasal dari Kerajaan Daha (Kediri, Jawa Timur). Mpu Siddhimantra bersahabat baik dengan sesosok naga bernama Naga Basukih, yang mendiami goa di dekat Pura Besakih.
Ketika itu Pulau Jawa dan Bali masih menyatu. Sehingga tidak sulit bagi Mpu Siddhimantra untuk mengunjungi sahabatnya setiap bulan purnama tiba. Ia datang sambil membawakan makanan berupa susu, mentega dan madu. Lalu sebagai gantinya, sang naga menghadiahi Mpu Siddhimantra dengan berbagai perhiasan emas dan permata.
Mpu Siddhimantra memiliki seorang putra bernama Manik Angkeran. Kegemaran Manik Angkeran berjudi membuat harta ayahnya habis di meja pertaruhan.
Suatu ketika Mpu Siddhimantra sakit pada masa bulan purnama, sehingga ia tidak dapat mengunjungi sang naga sahabatnya. Mengetahui kondisi si ayah, Manik Angkeran yang kehabisan modal berjudi sengaja mencuri genta Mpu Siddhimantra dan bertandang menemui Naga Basukih.
Sesampainya di mulut gua, genta pun dibunyikan. Naga Basukih keluar, kemudian Manik Angkeran menyampaikan perihal ayahnya yang sakit dan berkata bahwa sang ayah sengaja mengutusnya untuk mengantarkan susu, mentega dan madu.
Seperti biasa, Naga Basukih memberikan permata sebagai balasan. Tetapi ketika ia berbalik masuk ke dalam gua, Manik Angkeran terkesima melihat batu permata yang bercahaya di ekor sang naga. Kalap, dipotongnya ekor tersebut dan dibawanya kabur permata naga yang bersinar.
Tetapi tentu saja kekalapan tersebut tidak berakhir seperti yang Manik Angkeran inginkan. Sebab Naga Basukih berhasil mengendus jejak kaki Manik Angkeran. Dijilatnya jejak kaki tersebut, hingga Manik Angkeran terbakar menjadi abu di Cemara Geseng.
Sewaktu Mpu Siddhimantra menyadari bahwa gentanya hilang, ia berangkat menemui Naga Basukih dan menanyakan tentang putranya yang tak nampak kelihatan. Sang Naga bercerita apa adanya. Hingga kemudian Mpu Siddhimantra berjanji, bahwa ia akan menyatukan kembali ekor naga yang telah terputus asalkan putranya bisa hidup kembali.
Manik Angkeran dan Sejarah Pura Besakih
Sekembalinya Manik Angkeran, Mpu Siddhimantra memerintahkan agar ia mengabdi di Pura Besakih. Supaya si anak tidak pulang kembali ke Daha, Mpu Siddhimantra memisahkan daratan antara Jawa dan Bali dengan cara menorehkan tongkatnya di daerah Blambangan. Saat ini, daerah Blambangan tersebut kita kenal sebagai Banyuwangi.
Hingga hari ini, peristiwa terbelahnya Pulau Jawa dan Bali masih dipercaya oleh masyarakat setempat dengan istilah Segara Rupek. Peristiwa inilah yang diyakini memunculkan Selat Bali. Meskipun secara ilmiah sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa Pulau Jawa dan Bali terpisah karena letusan gunung berapi pada jaman dahulu.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :