Busana Jawa Kuno tidak sama dengan pakaian Jawa sekarang. Seperti apa wujudnya bisa dipelajari dari relief Karmawibhangga pada Candi Borobudur. Relief yang berjumlah 160 pigura ini antara lain bercerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat lampau.
Busana Jawa Kuno Pada Relief Karmawibhangga
Relief Karmawibhangga sebagian bercerita tentang kehidupan manusia dan sebab-akibat perbuatannya. Tetapi juga bercerita tentang kehidupan sehari-hari menusia tersebut, yang kala itu masih terbagi dalam berbagai macam golongan.
Dalam relief ini terlihat jenis-jenis pakaian jawa kuno, yang dapat dikategorikan menjadi tiga:
- Pakaian Sederhana
- Pakaian Menengah
- Pakaian Lengkap
Busana Jawa Kuno Untuk Wanita
- Pakaian Wanita Jawa Kuno Sederhana
Pakaian Jawa Kuno untuk wanita hanya terdiri dari selembar kain atau selendang. Lembaran kain ini disampirkan dari pinggang hingga kelutut, dengan cara diputar dari arah kiri badan dan berakhir di sisi kanan pinggang. Busana yang demikian tidak disertai perhiasan
- Pakaian Wanita Jawa Kuno Menengah
Kain yang digunakan lebih panjang. Mencapai mata kaki atau pergelangan kaki. Perhiasan yang digunakan antara lain gelang, kalung dan anting. Juga bisa disertai ikat pinggang berupa kain kecil. Rambut biasanya disanggul.
- Pakaian Wanita Jawa Kuno Lengkap
Terdiri dari kain panjang hingga pergelangan kaki, yang dilengkapi dengan ikat pinggul dua susun berhias batu permata. Biasanya disertai perhiasan lengkap, termasuk gelang, kalung, anting-anting, kelat bahu, gelang kaki dan sebangsa tali yang disampirkan dari bahu kiri hingga pinggang kanan.
Kepala ditata dalam bentuk susunan rambut tinggi dan dihias dengan tambahan batu permata.

Busana Jawa Kuno untuk Wanita (Lengkap)
Busana Jawa Kuno Untuk Pria
Pakaian pria Jawa Kuno hampir sama dengan versi perempuannya. Tetapi rambut panjang laki-laki disanggul dan ditambah hiasan bunga. Pakaiannya juga dilengkapi perhiasan seperti gelang, kalung, anting-anting, kelat bahu dan gelang kaki.
Busana Jawa Kuno Khusus
Ada jenis pakaian Jawa Kuno yang khusus dikenakan para biksu, pendeta atau pertapa. Busana ini terdiri dari jubah kain panjang yang tidak menutup pundak bagian kanan.
Dengan memahami perbedaan cara berbusana ini, cerita pada relief bisa lebih mudah dibaca. Para bangsawan dan dewa kahyangan selalu digambarkan dengan perhiasan lengkap seperti jamang, hiasan telinga, kalung pendek, kalung panjang dan gelang kaki. Sedangkan rakyat biasa tidak demikian.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :