Riasan pengantin Jawa tidak lepas dari paes. Anda pasti sudah tahu apa itu paes, bukan? Paes adalah lekuk-lekuk berwarna hitam yang digariskan di dahi mempelai putri. Jangan salah, ternyata lekukan gelap tersebut memiliki maknanya sendiri.
Makna Paes Dalam Riasan Pengantin Jawa
Paes dapat ditemukan dalam riasan pengantin Jawa, baik yang beradat Solo maupun Jogja. Sepintas lalu memang nampak seperti hiasan saja, berlekuk-lekuk di dahi si pengantin wanita. Namun ternyata keberadaan paes bukan sekedar tentang seni atau estetika.
Secara simbolis, paes mewakili kecantikan dan kedewasaan seorang wanita Jawa. Tiap lekukannya memiliki arti tersendiri sebagai berikut ini:
- Gajahan (Panunggul)
Bagian yang disebut Gajahan adalah lekukan paes yang berada di tengah-tengah dahi. Istilah lainnya adalah panunggul atau penunggul. Bentuknya mirip setengah bulatan ujung telur bebek.
Makna Gajahan adalah sebagai pengharapan bahwa si wanita akan ditinggikan derajatnya. Akan dihormati dan dimuliakan setelah berumah tangga.
- Pengapit
Istilah Pengapit merujuk pada lekukan paes yang terletak di samping kanan dan kiri Panunggul. Pengapit melambangkan pendamping, dengan harapan agar rumah tangga yang dibangun dapat dijalani secara lurus dan terarah.
- Penitis
Di samping kanan dan kiri Pengapit, ada lekukan yang disebut Penitis. Bentuk lekukannya seperti ujung telur ayam. Makna lekukan Penitis adalah bahwa seorang wanita diharapkan untuk mampu menentukan keputusan yang tepat dalam urusan rumah tangga. Termasuk mengatur keuangan dan menjaga agar jangan sampai pengeluaran lebih besar dari pendapatan keluarga.
- Godheg
Bagian yang disebut Godheg adalah lekukan paes yang fungsinya memperindah cambang. Godheg dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa baik mempelai pria maupun wanita baiknya bisa saling berkaca, agar tidak selalu terburu-buru dalam memutuskan sesuatu.
- Cithak
Fungsi Cithak adalah memperindah paes secara keseluruhan. Wujudnya berupa hiasan yang dipasang pada tengah-tengah dahi. Bentuknya menyerupai belah ketupat. Makna Cithak adalah sebagai penutup, agar rumah tangga senantiasa dihindarkan dari perbuatan buruk yang dilakukan orang lain.
Paes merupakan salah satu bukti bahwa hal-hal yang berbau budaya memang tidak ada habisnya. Selalu saja ada makna, ada pelajaran di balik detil kecil yang kerap dilewatkan oleh mata. Maka tidak ada salahnya budaya ini dipelihara dan dijunjung tinggi, agar anak cucu kita masih bisa mendapatkan hikmahnya nanti.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :