Syarat Belajar Ilmu Kejawen

Banyak orang ingin belajar ilmu kejawen. Dalam tradisinya sendiri, ada sejumlah golongan orang yang dianggap wajib menjadi murid.

Delapan golongan tersebut antara lain:

  1. Tedhak turun, artinya berdarah keturunan luhur.
  2. Tunggal bangsa, artinya satu bangsa dengan guru.
  3. Tunggal agama, artinya satu agama dengan guru.
  4. Tunggal basa, artinya satu bahasa dengan guru.
  5. Sumurup ing sastra, artinya paham akan sastra.
  6. Wis kalewat tengah tuwuh, artinya sudah dewasa.
  7. Tanpa lelara, artinya sehat lahir batin.
  8. Tanpa kuciwa, artinya tiada cacat di tubuhnya.

Kewajiban Murid yang Belajar Ilmu Kejawen

Adapun kewajiban seorang murid yang mempelajari ilmu kejawen, juga ada delapan macam, yaitu:

  1. Nastiti, artinya teliti.
  2. Nastapa, artinya suka berprihatin.
  3. Kulina, artinya mampu membiasakan diri dengan hal-hal baru.
  4. Santosa, artinya kokoh jiwanya.
  5. Diwasa, artinya dewasa pribadinya.
  6. Engetan, artinya gampang mengingat.
  7. Santika, artinya terampil.
  8. Lana, artinya berpikiran teguh.

Secara tradisional pula, yang dianggap tidak dapat menjadi murid adalah delapan golongan berikut:

  1. Gila
  2. Menderita ayan
  3. Buta
  4. Tuli
  5. Bisu
  6. Belum dewasa
  7. Orang tua yang sudah pikun
  8. Manusia yang benar-benar hilang ingatannya.

Apa saja syarat belajar ilmu kejawen?

Seorang murid yang berguru, wajib membiasakan hal-hal sebagai berikut:

  1. Angimanake, sirik yen maidoa. Artinya, meyakini wejangan guru, pantang mencela wejangannya.
  2. Angatonake, sirik yen anapekena. Artinya, menampakkan apa yang diketahui dan tidak diketahui, pantang menyembunyikannya.
  3. Anastitekake, sirik yen anglirwakna. Artinya, bersungguh sungguh teliti, pantang bertindak sembrono.
  4. Anerangake, sirik yen anyuwala. Artinya, mengikuti perintah guru, pantang menolak perintahnya.
  5. Amusawaratake, sirik yen amiyagaha. Artinya, bermusyawarah, pantang bertindak tanpa musyawarah.
  6. Anggelarake, sirik yen angumpeta. Artinya, menggelar ilmu, pantang menyembunyikannya.
  7. Anglulusake, sirik yen ambatalena. Artinya, menjalankan ucapan, pantang membatalkannya.
  8. Anindakake, sirik yen angenengena. Artinya, aktif bertindak, pantang berdiam diri selalu.

Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :