Banyak orang ingin belajar ilmu kejawen. Dalam tradisinya sendiri, ada sejumlah golongan orang yang dianggap wajib menjadi murid.
Delapan golongan tersebut antara lain:
- Tedhak turun, artinya berdarah keturunan luhur.
- Tunggal bangsa, artinya satu bangsa dengan guru.
- Tunggal agama, artinya satu agama dengan guru.
- Tunggal basa, artinya satu bahasa dengan guru.
- Sumurup ing sastra, artinya paham akan sastra.
- Wis kalewat tengah tuwuh, artinya sudah dewasa.
- Tanpa lelara, artinya sehat lahir batin.
- Tanpa kuciwa, artinya tiada cacat di tubuhnya.
Kewajiban Murid yang Belajar Ilmu Kejawen
Adapun kewajiban seorang murid yang mempelajari ilmu kejawen, juga ada delapan macam, yaitu:
- Nastiti, artinya teliti.
- Nastapa, artinya suka berprihatin.
- Kulina, artinya mampu membiasakan diri dengan hal-hal baru.
- Santosa, artinya kokoh jiwanya.
- Diwasa, artinya dewasa pribadinya.
- Engetan, artinya gampang mengingat.
- Santika, artinya terampil.
- Lana, artinya berpikiran teguh.
Secara tradisional pula, yang dianggap tidak dapat menjadi murid adalah delapan golongan berikut:
- Gila
- Menderita ayan
- Buta
- Tuli
- Bisu
- Belum dewasa
- Orang tua yang sudah pikun
- Manusia yang benar-benar hilang ingatannya.
Apa saja syarat belajar ilmu kejawen?
Seorang murid yang berguru, wajib membiasakan hal-hal sebagai berikut:
- Angimanake, sirik yen maidoa. Artinya, meyakini wejangan guru, pantang mencela wejangannya.
- Angatonake, sirik yen anapekena. Artinya, menampakkan apa yang diketahui dan tidak diketahui, pantang menyembunyikannya.
- Anastitekake, sirik yen anglirwakna. Artinya, bersungguh sungguh teliti, pantang bertindak sembrono.
- Anerangake, sirik yen anyuwala. Artinya, mengikuti perintah guru, pantang menolak perintahnya.
- Amusawaratake, sirik yen amiyagaha. Artinya, bermusyawarah, pantang bertindak tanpa musyawarah.
- Anggelarake, sirik yen angumpeta. Artinya, menggelar ilmu, pantang menyembunyikannya.
- Anglulusake, sirik yen ambatalena. Artinya, menjalankan ucapan, pantang membatalkannya.
- Anindakake, sirik yen angenengena. Artinya, aktif bertindak, pantang berdiam diri selalu.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :