Pemberontakan Adipati Pragola II

Adipati Pragola I memberontak pada tahun 1600. Tepatnya pada masa kekuasaan Panembahan Senopati. Sedangkan Adipati Pragola II melakukan pemberontakan terhadap Sultan Agung, pada tahun 1627.


Drama Kedua Adipati Pragola

Sebelumnya, bisa disimak dulu tentang Pemberontakan Pragola I. Karena memang dalam sejarah Jawa, ada dua tokoh bergelar Pragola yang tercatat memberontak terhadap Mataram.

Makam Pragola Pati

Adipati Pragola yang kedua ini adalah anak dari Pangeran Puger, salah satu putra Panembahan Senopati. Ketika putra mahkota (Mas Jolang) naik tahta menggantikan Panembahan Senopati pada tahun 1601, Pangeran Puger merasa iri. Sebab bagaimanapun ia merasa usianya lebih tua dari sang adik yang diangkat sultan.

Ketika itu sendiri, Pangeran Puger masih menjabat sebagai Adipati Demak. Ia memberontak pada tahun 1602 dan menolak mengakui kedaulatan Mas Jolang. Pemberontakan ini kemudian berakhir setelah Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus, pada tahun 1605.

Putra dari Pangeran Puger inilah, yang kemudian diangkat sebagai Adipati Pati, dengan gelar Pragola. Ia kemudian memberontak ketika tahta telah turun dari Mas Jolang kepada putranya, Sultan Agung. Awal mula pemberontakan ini dipicu oleh hasutan Tumenggung Endranata, Bupati Demak kala itu.

Adalah Sultan Agung sendiri yang turun tangan menumpas pemberontakan Pragola II. Dikisahkan dalam naskah babad, bahwa Pragola II memakai baju zirah (atau yang dalam Bahasa Jawa disebut kere waja) peninggalan Baron Sekeber yang konon tidak mempan senjata apapun.

Baron Sekeber dikisahkan sebagai juru taman istana Pati. Ia ketahuan berselingkuh dengan selir kesayangan Adipati Pragola. Bahkan hingga memiliki sepasang anak kembar. Oleh Pragola, Baron Sekeber pun dibunuh beserta kedua anaknya tersebut.

Konon ceritanya, arwah kedua anak Baron Sekeber inilah yang datang untuk menuntut balas. Ketika pasukan Mataram menyerang Pati, salah satunya menyusup ke dalam baju zirah Pragola. Sedangkan satu lagi menyusup pada tombak pusaka Kyai Baru Klinthing yang digunakan oleh Sultan Agung.

Seorang abdi Sultan Agung yang bernama Ki Nayadarma meminta ijin untuk menghadapi Pragola. Ia dipinjami Tombak Baru Klinthing tersebut. Di tangan Ki Nayadarma inilah, pertempuran berakhir dengan tewasnya Adipati Pragola II.

Sepeninggal sang adipati, pasukan Mataram merampas harta kekayaan Pati. Termasuk selir kesayangan Pragola yang diceritakan pernah berselingkuh dengan Baron Sekeber. Ia diambil oleh Tumenggung Wiraguna. Selir ini pula yang kemudian dikenal dengan nama Rara Mendhut. Kisah cintanya dengan Pranacitra (pengawal Wiraguna), sampai kini masih menjadi legenda di Tanah Jawa.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :