Gunungan (atau gunungan wayang) adalah wayang berbentuk gambar gunung beserta isinya. Melambangkan keadaan dunia, gunungan ditancapkan di tengah layar sebelum pagelaran dimainkan.
Posisi gunungan yang condong sedikit ke kanan menandakan dunia yang belum beriwayat. Setelah pertunjukan dimulai, gunungan kemudian dicabut dan dijajarkan di sebelah kanan. Selain menandai dimulainya narasi, gunungan juga dipakai sebagai tanda pergantian lakon atau babak cerita.
Apa Makna Gunungan Wayang Kulit?
Gunungan sengaja dibuat dalam bentuk yang lancip mengerucut, sebagai perlambang kehidupan manusia. Bahwa semakin tinggi ilmu yang dimiliki, semakin bertambahnya usia, manusia harus semakin mengerucut pada ketuhanan. Atau disebut juga manunggaling jiwa, rasa, cipta, karsa dan karya dalam kehidupan.
Adapun arti atau makna dari tiap-tiap gambar dalam gunungan adalah sebagai berikut:
- Gapura dan dua penjaga (cingkara bala dan bala upata). Merupakan perlambang hati manusia, dimana terdapat dua hal yaitu kebaikan dan keburukan. Tameng dan gada yang dipegang keduanya merupakan perwujudan dari penjaga alam gelap dan terang.
- Hutan (atau pohon) dan binatang, melambangkan berbagai sifat dan tabiat manusia
- Pohon yang tumbuh menjalar pada sekujur badan gunungan hingga ke puncak, merupakan perlambang budi, daya dan perilaku manusia. Diharapkan dapat terus tumbuh bergerak maju secara dinamis, sehingga bisa menjadi manfaat bagi semesta. Pohon sekaligus melambangkan bahwa Tuhan memberikan pengayoman dan perlindungan bagi manusia di dunia.
- Burung, melambangkan bahwa manusia harus memperindah dunia dan alam semesta, baik secara spiritual maupun material
- Banteng, melambangkan bahwa manusia harus kuat, lincah, ulet dan sekaligus tangguh
- Kera, melambangkan bahwa manusia harus dapat memilih serta memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti halnya kera yang mampu memilih mana buah yang matang dan manis.
- Harimau atau macan, melambangkan bahwa manusia harus mampu memimpin dirinya sendiri. Memiliki jati diri, mampu bertindak bijaksana serta mengendalikan nafsu menuju kebaikan. Mereka yang tidak mampu memimpin diri sendiri atau tidak mampu mengendalikan dirinya akan terbakar, seperti gunungan wayang yang terbalik.
- Kepala raksasa, mewakili sifat rakus manusia dalam kehidupan sehari-hari
- Ilu-ilu banaspati (jin atau setan) pada bagian belakang gunungan menandakan banyaknya godaan, cobaan, tantangan dan mara bahaya dalam hidup
- Samudra, menandakan luasnya pikiran manusia
- Rumah joglo atau gapura, menandakan suatu negara dimana rakyatnya hidup aman, tenteram serta bahagia.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :