Peribahasa Jawa: Kesrimpet Bebed Kesandhung Gelung

Peribahasa Jawa yang satu ini secara khusus menyentil kaum Adam. Bahwa sebenarnya, perkara terbesar yang berpotensi menghancurkan hidup seorang lelaki, ada di dalam diri lelaki itu sendiri.


Kenali Makna Peribahasa Jawa Ini

Kesrimpet bebed, kesandung gelung. Artinya terjerat bebed, tersandung gelung. Bebed adalah kain panjang (jarik) yang dipakai kaum pria jaman dulu. Sedangkan gelung adalah tatanan rambut wanita Jawa tradisional. Keduanya (bebed maupun gelung) memang sudah tidak lagi menjadi barang familiar. Tetapi makna peribahasa ini nyatanya tak lekang jaman.

Bebed lekat dengan kaum Adam, sedangkan gelung lekat dengan kaum Hawa. Terjerat bebed dan tersandung gelung adalah suatu perkara atau perilaku yang menjatuhkan, membuat seseorang tersungkur dari kemapanannya.

Dalam hal ini, si laki-laki terjerat atau terbebat kain jariknya sendiri. Dikalahkan oleh budi pekertinya yang tak terjaga. Sehingga tersandung godaan hawa (kesandung gelung). Umumnya peribahasa ini lebih banyak menempel pada para pria yang telah berumah tangga, tetapi luluh pada perempuan lain diluar pernikahannya.

Di satu kasus, perempuan lain yang menjeratnya ini bisa jadi adalah perempuan yang kurang baik. Di lain kasus, perempuan tersebut bisa jadi perempuan baik-baik, tetapi sudah sah menjadi istri orang. Malah tidak jarang, perempuan yang menjerat si pria sebenarnya tidak bermasalah, juga tidak bersuami. Tetapi belum tentu mau dengan pria ini, karena memang dirinya telah beristri.

Maka mulai jatuhlah hidup dan derajat seorang pria. Perempuan yang kurang baik ini perlahan menggerogoti isi kantongnya. Pasti akan habis harta berapapun juga. Sedangkan bila yang dituju ini berstatus istri orang, si pria mau saja mengeluarkan berjuta-juta untuk mendapatkan hatinya dengan cara yang patut dipertanyakan.

Apalagi jika perempuan yang menjeratnya ini sebenarnya tidak mau pada si pria. Sampai dirayu dengan segala cara, habis pulalah harta dan akal sehatnya.

Intinya, demi menuruti (atau mendapatkan hati) perempuan lain ini, sang lelaki mau berkorban segala. Menelantarkan anak istrinya, menghambur-hamburkan uangnya. Bahkan sampai meneken hutang segala.

Setelah itu tidak akan ada lagi yang tersisa.

Belajar Dari Peribahasa Jawa

Kesrimpet bebed kesandung gelung. Peribahasa ini mengajarkan bahwa seorang pria tak semestinya terjerat kain jarik sendiri. Jangan sampai tersandung hasrat duniawi. Begitu berumah tangga, apa yang ada diluar sana memang terlihat lebih indah dan nikmat. Tetapi di balik keindahan itu, ada ancaman terhadap keselamatan dan kenyamanan hidup yang saat ini sudah didapatkan.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :

Bacaan Paling Dicari: