Ma Lima (Mo-Limo), Lima Dosa yang Merusak Manusia

Istilah ma lima (atau dibaca mo-limo) merujuk pada lima dosa. Kelima dosa ini, menurut ajaran orang Jawa dapat merusak hidup manusia. Karena itu kelimanya dianggap sebagai larangan atau pantangan yang paling utama.


Ma Lima, Apa Saja?

Kata ‘limo’ dalam Bahasa Jawa artinya lima. Sedangkan ‘mo’ ini berasal dari kata emoh, yang artinya tidak mau. Sehingga ma lima atau mo-limo adalah lima pantangan yang semestinya dijauhi.

Kelima pantangan tersebut adalah:

  1. Maling, atau yang dalam Bahasa Indonesia lebih lumrah disebut mencuri. Maling bukan sekedar mengambil milik orang lain tanpa ijin. Mengakui hak orang sebagai miliknya, itu juga mencuri. Pejabat-pejabat yang memakan uang rakyat lewat praktek korupsi, itu juga termasuk tindakan maling.
  2. Main, yang maknanya adalah berjudi. Kerap kali, pada awalnya pertaruhan itu terdengar menarik dan menguntungkan. Modal sedikit uang, harapannya bisa kembali berlipat-lipat kali. Tapi perjudian itu bisa menjadikan ketagihan. Sehingga yang tadinya sekedar iseng akan terjerumus sedalam-dalamnya. Sampai segala macam barang pun dijual untuk dipertaruhkan di meja perjudian.
  3. Minum, yang merujuk pada aktivitas mabuk-mabukan. Alkohol seringkali menjadi tujuan, bila seseorang inginnya hanya bersenang-senang. Memang, minuman keras tidak lantas menjadikan seseorang itu berbahaya. Tetapi bahaya minuman keras adalah ia menjadikan orang kehilangan kesadarannya.
  4. Madat, yang secara harfiah bermakna opium. Namun dalam hal ini, yang dimaksud madat adalah menghisap candu. Sehingga di jaman sekarang, madat lebih dianggap sebagai aktivitas mengkonsumsi narkoba, dalam bentuk apapun itu. Mengapa candu disebut madat? Karena pernah ada masanya ketika orang Jawa kecanduan opium. Sehingga hampir semua penghasilan mereka habis untuk dihisap saja. Bandar-bandar opium merajalela, sebelum kemudian pemerintah Belanda ketika itu memindahkan produksi opiumnya ke ibukota.
  5. Ma yang terakhir adalah madon, artinya bermain perempuan. Maknanya bisa perselingkuhan, bisa pula prostitusi. Ketika seseorang sudah menggilai perempuan, apa saja diberikan. Keluarga sendiri pun rela ditelantarkan. Dan demi memenuhi kebutuhannya akan perempuan, maka ia akan kembali pada poin pertama. Maling.

Demikianlah alurnya mengapa lima dosa ini diibaratkan sebagai lingkaran setan. Sekali masuk, terjebak selamanya. Berputar-putar terus tiada habisnya, sampai hidup pun berantakan semua.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :