Sunan Prapen adalah penguasa keempat Giri Kedaton. Ia dikenal pula sebagai Sunan Giri Prapen, yang menurut Babad Gresik memimpin antara tahun 1548-1605 Masehi. Sunan Prapen merupakan keturunan Sunan Giri.
Mengenal Sosok Sunan Prapen
Sunan Prapen adalah sosok pemimpin Islam yang komplit. Ia bukan sekedar seorang penguasa, tetapi juga pendakwah, penyebar agama Islam, dan sekaligus pujangga besar pada masanya. Beliaulah yang menggubah Kitab Asrar (Musasar), yang kemudian menjadi dasar untuk menyusun Jangka Jayabaya.
Sunan Giri Prapen juga dikenal sebagai mpu pembuat keris. Salah satu keris karyanya adalah Keris Angun-Angun.
Dibawah kepemimpinan Sunan Prapen, Giri Kedaton tidak hanya dikenal sebagai pesantren atau tempat belajar agama. Tetapi juga daerah yang berdaulat dengan pemerintahan dan kekuatan politik tersendiri.
Berdasarkan Babad Tanah Jawi dan Serat Centhini, dikisahkan bahwa Giri Kedaton pernah diserang oleh ribuan pasukan Majapahit. Pasukan yang dipimpin Patih Maudara tersebut bertujuan untuk menaklukkan Giri Kedaton.
Santri-santri pun berjatuhan sebagai korban. Seluruh bangunan di kawasan Giri habis terbakar. Harta benda dijarah, para wanita diperkosa.
Diceritakan pula bahwa Sunan Prapen beserta pengikutnya kemudian mundur ke makam Sunan Giri. Disana Sunan Prapen berdoa, lalu diperintahkannya juru kunci untuk membuka pintu kayu jati di kompleks makam. Pintu tersebut konon mengeluarkan ribuan lebah beracun.
Ribuan lebah (atau tawon) tersebut terbang bergumpalan bak awan hitam, kemudian menyerang barisan pasukan Majapahit yang tengah merayakan kemenangan. Pasukan Majapahit pun lari pontang panting menyelamatkan diri.
Bahkan, sebagian prajurit yang berhasil kembali ke Majapahit pun tetap diikuti lebah beracun. Hingga gegerlah istana kala itu.
Diyakini bahwa peristiwa inilah yang menjadi alasan, mengapa kedaulatan Giri Kedaton tetap bertahan. Majapahit tak pernah lagi berusaha menyerang. Entah benar demikian atau tidak, mengingat cerita babad kadang menceritakan sejarah dengan kiasan. Terlebih lagi, bila dirunut, maka tidak mungkin Kerajaan Majapahit masih berdiri di tahun berkuasanya Sunan Prapen.
Sunan Prapen Melantik Sultan
Di masa Demak dan Pajang, Sunan Prapen lah yang didaulat untuk melantik para sultan. Termasuk Jaka Tingkir (Hadiwijaya) ketika ia naik tahta menggantikan Kesultanan Demak Bintara. Dengan dinobatkannya Hadiwijaya, maka Kerajaan Pajang pun berdiri.
Sunan Prapen pula yang menjadi penengah ketika terjadi konflik antara pasukan Mataram dan Surabaya, di tahun 1589. Kala itu ia meramalkan, bahwa suatu saat nanti Mataram akan menguasai seluruh Jawa.
Ramalan yang tadinya hanya dianggap sebagai angan-angan belaka tersebut, ternyata benar adanya. Mataram, dibawah kekuasaan Panembahan Senopati, menggusur kekuasaan Pajang dan muncul sebagai penguasa yang baru.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :