Induk Ilmu Kejawen – Tapanya Hidup untuk Menghindari Sifat Celaka

Berdasarkan Induk Ilmu Kejawen, perlu diketahui bahwa kecelakaan hidup itu ada dua tingkatan.

Pertama, kecelakaan jiwa. Ada lima macamnya, yaitu mengumbar keinginan nafsu, membabar kesenangan, menggelar angkara murka, mewedar khianat dan tipu muslihat, dan menuruti kecenderungan fitnah dan aniaya.

Kedua, kecelakaan raga. Ada lima juga macamnya, yaitu carobo (ceroboh), nistha (nista), degsura (sewenang-wenang), lumuh kesed sungkanan (enggan, malas, dan tidak percaya diri), dan lumuh nastapa puja brata (enggan berprihatin dan beribadah).

Jika semua sifat celaka di atas masih melekat, biasanya sifat-sifat itu akan menimbulkan kondisi celaka. Oleh karenanya, jika mampu menghindari semua sifat celaka, dapat dipastikan hidup Anda selamat.

Lebih utama lagi, jika Anda bisa menjalani Tapaning Ngaurip (Tapanya Hidup) serta Jakating Ngaurip (Zakat Hidup), sebagaimana yang dijelaskan berikut ini:

Tapanya Hidup – Induk Ilmu Kejawen

  1. Badan. Tapanya: Anuraga (mengolah badan fisik). Zakatnya: Membiasakan diri melakukan pekerjaan baik.
  2. Budi. Tapanya: Anarima (menerima). Zakatnya: Sepi dari pikiran buruk kepada orang lain.
  3. Nafsu. Tapanya: Rila (rela). Zakatnya: Bersabar terhadap kemalangan dan memaafkan kesalahan.
  4. Suksma. Tapanya: Temen (bersungguh-sungguh). Zakatnya: Tidak mengurusi masalah orang lain dan tidak aniaya.
  5. Rahsa. Tapanya: Utama (jiwa yang utama). Zakatnya: Diam dan berpasrah kepada Tuhan.
  6. Cahya. Tapanya: Suci (suci). Zakatnya: Ening (kejernihan batin).
  7. Atma. Tapanya: Awas (berkesadaran utama). Zakatnya: Emut (berkesadaran utama).

Selain hal itu, ada lagi yang juga harus diberi tapa dan zakat, yaitu:

  1. Netra (mata). Tapanya: anyegah sare (mengurangi tidur berlebihan). Zakatnya: lumuh aningali ing kamelikan (enggan melihat milik orang lain yang diingini).
  2. Karna (telinga). Tapanya: anyegah nafsu hawa (mencegah keinginan nafsu). Zakatnya: lumuh amiyarsa para padu (enggan mendengar pertengkaran).
  3. Grana (hidung). Tapanya: anyegah ngunjuk (mengurangi minum berlebihan. Zakatnya: lumuh angingsep alaning liyan (enggan mengendus kejelekan orang lain).
  4. Lesan (mulut). Tapanya: anyegah dhahar (mengurangi makan berlebihan). Zakatnya: lumuh angrasani wong-wong (enggan membicarakan orang).
  5. Parji (farji/ kemaluan). Tapanya: anyegah sahwat (mengurangi nafsu birahi yang berlebihan). Zakatnya: lumuh panggawe jina bebandrekan (enggan berbuat zina dengan suami atau istri orang).
  6. Asta (tangan). Tapanya: anyegah colong calimut (mencegah mengambil milik orang lain). Zakatnya: lumuh amaratangan (enggan berlaku kasar dengan tangan).
  7. Suku (kaki). Tapanya: anyegah lumaku panggawe ala (mencegah menjalani perbuatan buruk). Zakatnya: ataberi lelaku istirakatan (membiasakan diri menjalani tirakat).

Apabila mampu menjalani semua hal di atas, maka Anda pantas disebut Jalma Utama (Manusia Utama).

Diambil dari: Induk Ilmu Kejawen (Dolphin, 2014), Damar Shashangka


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :