Filosofi bambu dalam falsafah Jawa disebut Ngelmu Pring. Artinya ‘ilmu bambu’. Karena memang, dari tanaman yang nampaknya sederhana ini orang bisa belajar pedoman hidup luar biasa.
Belajar Dari Filosofi Bambu
Bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Tergolong dalam spesies rumput, tanaman bambu memiliki rongga dan ruas pada batangnya.
Di berbagai kebudayaan, bambu dianggap memiliki nilai filosofis tinggi. Bangsa Tiongkok, misalnya, menjadikan bambu sebagai simbol keteguhan dan ketulusan. Sedangkan bangsa India menganggapnya sebagai simbol persahabatan. Bambu juga kerap dipakai untuk menyimbolkan sosok ksatria, ahli bela diri dan senjata melawan penjajah.
Bambu (atau pring dalam Bahasa Jawa), dikenal memiliki beberapa jenis. Termasuk bambu kuning, bambu cendhani, bambu apus, bambu wuluh, dheling, petung dan bambu ori. Penamaan Jawa ini mengikuti makna filosofis yang melekat pada bambu tersebut, diantaranya:
- Pring Dheling (Bambu Dheling), tegese kendhel lan eling (berani dan ingat). Kendhel merga eling, timbang grundel nganti suwing. Artinya, orang hidup harus tahu diri. Mawas dan berani mengakui kekurangannya. Bukan sekedar menggerutu sepanjang hidup.
- Pring Ori (Bambu Ori), urip iku mati, kabeh seng urip mesti bakale mati. Artinya, hidup adalah mati. Semua yang hidup pasti akan mati.
- Pring Wuluh (Bambu Wuluh), urip iku tuwuh. Aja mung embuh, ethok-ethok ora weruh. Artinya hidup itu tuwuh (dinamis), jadi jangan bersikap acuh dan pura-pura tidak tahu.
- Pring Cendhani (Bambu Cendhani), urip iku wani ngadepi, aja mlayu merga wedhi. Artinya, dalam menjalani hidup orang harus bernyali. Menghadapi segala situasi dan tidak lari hanya karena takut.
- Pring Kuning (Bambu Kuning), urip iku eling. Wajib padha eling marang sing peparing. Artinya, hidup itu ingat. Selalu ingat pada Sang Maha Pemberi.
- Pring Apus (Bambu Apus), urip iku lampus. Dadi wong urip aja apus-apus. Artinya, hidup itu rapuh. Karenanya jangan menjadi orang yang suka berbohong, agar tidak semakin rapuh hidupnya.
- Pring Petung (Bambu Petung), urip iku suwung. Sanajan suwung nanging aja padha nganti bingung. Artinya, hidup itu memang penuh masalah, yang mana masalah tersebut membuat kita suntuk (suwung). Tetapi meski demikian, jangan sampai bingung dalam menjalani hidup.
Selain itu, Ngelmu Pring juga menyebut bahwa, “Pring kuwi suket. Dhuwur tur jejeg, rejeki seret ora usah padha buneg”. Artinya, bambu termasuk keluarga rumput. Tetapi meskipun sekeluarga dengan rumput, ia berdiri tegak. Jadi sekalipun rejeki sedang seret, hendaknya kita tetap menyikapinya tanpa harus menjadi kebingungan.
Ada pula perkataan yang berbunyi, “Manungsa padha eling yen tekan titi wancine bakal digotong nganggo pring. Bali ning ngisor lemah padha ngisor oyot pring”. Artinya, manusia bila sudah tiba ajalnya akan diusung dengan keranda bambu. Kembali ke dalam tanah setara dengan akar bambu. Maka rendah diri itu perlu, karena pada akhirnya tiap-tiap manusia akan kembali ke dalam bumi.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :