Berserah Diri Kepada Tuhan – Serat Sana Sunu

Kandel kumandel marang Hyang Widhi atau berserah diri kepada Tuhan adalah jalan yang terbaik bagi manusia untuk dapat menggapai tujuan hidup dunia dan akhirat. Artinya, segala sesuatu tentang kehidupan ini dijalani dengan sabar dan ikhlas, tidak ada sesuatu pun yang tidak atas ijin Tuhan, dan tidak ada sesuatu pun yang merasa dimiliki, kecuali semua milik Yang Maha Pencipta.

Kandel kumandel marang Hyang Widhi

Teteg teguh ing tyas tan anedya

Kira-kira sasmitane

Muga nedya rahayu

Kira-kira aywa na prapti

Aja gang pasrah ing Hyang

Baluwartinipun

Kumandel marang Hyang Suksma

Ineb-inebing pintu kuthanireki

Tetep madhep ing suksma

Artinya:

Berserah diri sepenuhnya pada lindungan Tuhan

Disertai hati yang kukuh sentosa dan mantap

Dan tidak ada niat atau berpikir kira-kira kepada Tuhan

Itulah yang dijadikan pegangan

Dalam segala perbuatan harus disertai itikad yang baik

Dan jagalah hatimu agar terbebas dari perasaan ragu-ragu

Dan jangan putus-putusnya engkau menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan

Berserah diri kepada Ilahi merupakan bentengnya

Sedangkan pintu bentengnya adalah menghadapkan jiwa-rawa kepada-Nya

(Serat Sana Sunu, Tembang V: Dhandhanggula, bait ke-3)

Berserah diri berarti menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Tuhan, dalam arti luas seluruh aktivitas kehidupan yang mencakup ibadah, hidup dan mati, semua terserah Tuhan. Walapun begitu bukan berarti tidak bergerak dan berupaya apa-apa, justru dengan berserah diri ini menjadi landasan vertikal manusia untuk menjalankan roda kehidupannya atas dasar iman dan ketakwaannya kepada Yang Maha Esa.

Sesungguhnya manusia sulit untuk mewujudkan sikap berserah diri dikarenakan keadaan dirinya. Misalnya, jika kita tengah diuji dengan kemiskinan, tertekan, dan sakit, maka akan lebih mudah berserah diri. Sebaliknya, ketika manusia sedang kaya, berbahagia, sehat badannya, lebih sulit untuk bersikap berserah diri.

Sikap berserah diri kepada Tuhan merupakan sikap seorang hamba yang bersih secara lahir dan batin, totalitas menyerahkan segala keputusan hidupnya benar-benar bergantung kepada-Nya. Dengan berserah diri, maka tidak ada keragu-raguan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam hidup. Sikap berserah diri diwujudkan dengan tidak menyalahkan orang lain jika tengah mengalami musibah, misalnya hati yang sedih, hidup yang kekurangan dan penderitaan lainnya, kita selalu memohon pertolongan pada Tuhan dalam semua kondisi. Seseorang yang berserah diri selalu bersikap adil dan peduli kepada sesama.

Demikian tanda orang-orang yang berserah diri hanya kepada Tuhan, baik secara lahir dan batinnya selaras dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya dalam setiap langkah tidak diliputi keraguan. Sebab sikap yang ragu-ragu akan membuat kita bertindak setengah-setengah, tidak bersemangat dan pesimistis dalam melaksanakan pilihan.

Padahal tidak ada yang tahu apakah pilihan tersebut adalah pilihan yang terbaik atau tidak, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dalam menjalani pilihan hidup, tidak sedikit orang yang ragu-ragu. Terus membahas apakah pilihan tersebut baik atau tidak. Tugas pokok kita adalah bagaimana kita menjalani pilihan itu. Hidup selayaknya dijalani dengan tenang, pikiran jernih, dan keoptimisan. Dengan begitu tentunya kita akan lebih fokus dengan apa yang kita lakukan. Bagaimana hasilnya? Kita telah berusaha dan Tuhan yang akan menentukan hasil akhirnya.

Diambil dari: Pitutur Luhur Jawa (Pustaka Jawi, 2017), Asti Musman


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :