Kuliner jaman Majapahit sebenarnya cukup menarik. Serta cukup tercatat juga, mengingat sejumlah prasasti berangka tahun 900-an Masehi sempat menuliskannya. Dari torehan prasasti-prasasti tersebutlah, kita dapat mengetahui seperti apa makanan para raja yang dihidangkan dalam acara kebesaran kala itu.
Kuliner Jaman Majapahit Dalam Goresan Prasasti
Prasasti yang isinya menyebut tentang makanan khas kerajaan Majapahit tidak hanya satu. Diantara prasasti-prasasti tersebut adalah Prasasti Panggumulan I yang berangka tahun 902 Masehi, Prasasti Watukura yang juga berangka tahun 902 Masehi dan Prasasti Paradah II yang berangka tahun 943 Masehi.
Salah satu jajanan khas masa lampau yang masih terselamatkan sampai sekarang adalah wajik. Penganan ini terbuat dari bahan beras ketan yang dikukus dan dimasak beserta campuran santan dan gula. Teksturnya lembut dan berminyak.
Gula yang digunakan dalam pembuatan wajik biasanya adalah gula merah. Warna merah gula ini akan membuat wajik berwarna kecokelatan, antara cokelat muda hingga cokelat tua. Setelah wajik matang dan jadi, penganan ini kemudian dipotong atau diiris berbentuk belah ketupat. Disebut wajik, karena istilah ini dalam bahasa Jawa merujuk kepada bentuk belah ketupat atau jajar genjang.
Adapun aroma harum yang menguar dari kue wajik merupakan aroma alami daun pandan.
Jukut Harsyam, Makanan Jaman Kerajaan Majapahit
Hidangan khas Majapahit lainnya yang layak dipopulerkan kembali adalah Jukut Harsyam. Makanan ini tidak ubahnya seperti sup bebek, tetapi dalam Jukut Harsyam ada campuran batang pisang muda yang dipotong-potong.
Tidak perlu heran bila nenek moyang kita ternyata memakan batang pisang. Sebab campuran batang pisang ini ikut dimasak dengan tujuan untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi pada daging bebek.
Para juru masak di jaman Majapahit punya cara unik untuk mengeluarkan aroma masakan. Yaitu dengan mencampurkan kemenyan dalam masakan mereka. Adapun bumbu masak Jukut Harsyam dapat ditemukan dalam pedoman Dharma Caruban yang mengacu pada dewa-dewi Hindu. Misalnya seruas kencur yang merupakan simbol Yudhistira, empat ruas lengkuas yang merupakan simbol Bima dan 3 ruas kunyit yang merupakan simbol Arjuna.
Ada juga minuman kuno khas Majapahit yang berbahan jahe, cengkeh, serai, kayu manis, secang dan gula. Minuman ini berwarna merah kecokelatan dengan rasa manis dan disajikan hangat-hangat. Konon, dulu minuman ini disuguhkan karena warnanya menyerupai minuman anggur, namun tentunya tidak beralkohol.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :