Ubo rampe adalah segala alat dan piranti yang dipakai dalam sebuah ritual. Isinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung kebutuhan ritual yang dijalankan.
Mengenal Ubo Rampe
Setiap ritual dalam tradisi Jawa pasti membutuhkan ubarampe atau sesajen. Nasi tumpeng robyong, misalnya. Sesaji yang satu ini dimaknai sebagai lambang kemakmuran dan ketaatan beragama, sekaligus kerja keras.
Selain tumpeng, ada banyak pelengkap lain yang mengiringi upacara ritual sebagai sesajen. Masing-masing pelengkap tersebut memiliki maknanya sendiri. Diantaranya adalah:
- Cengkir (buah kelapa hijau atau kelapa gading yang masih muda), merupakan lambang kekuatan batin dan kecerdasan pikiran. Artinya, dalam bertindak kita tidak boleh hanya mengandalkan otak dan otot saja. Tetapi juga hati dan akal budi.
- Kembang mayang (rangkaian hiasan dari buah dan bunga), melambangkan pasangan manusia yang telah siap lahir dan batin untuk menyemai bibit generasi berikutnya
- Keris, merupakan lambang keberanian dan kepercayaan diri.
- Bubur, mewakili perlambang cikal bakal manusia. Serta harapan agar dapat menjadi manusia yang mampu mengendalikan hawa nafsunya.
- Sekapur sirih, melambangkan kesiapan dalam menghadapi segala persoalan dan ujian dalam hidup.
- Kembang setaman, adalah perlambang upaya menjaga keharuman nama diri, kerabat dan lingkungan.
- Kembang pancawarna (melati, mawar merah, cempaka putih, cempaka kuning dan kenanga), melambangkan cinta kasih
- Santan kanil (santan kental), melambangkan sari kehidupan dan pengingat agar senantiasa menghargai jasa ibu yang telah melahirkan kita.
- Damar kembang (kelapa yang sudah dibuang serabut dan batoknya, lalu dilubangi bagian yang merupakan bakal tunas dan diisi minyak kelapa. Lalu diberi sumbu dari kain perca dan disulut api), merupakan lambang kehidupan yang diridhoi Tuhan Maha Kuasa.
- Air putih, merupakan lambang kesucian agar kita senantiasa bersih secara lahir batin.
- Jajan pasar, melambangkan kerukunan dan persatuan dari berbagai suku dan ras manusia.
- Ayam ingkung, adalah lambang pengorbanan orang tua. Agar kita selalu hormat pada keduanya.
- Pisang raja, merupakan lambang keberhasilan. Agar selalu ingat pada tujuan hidup yang berguna bagi nusa dan bangsa.
- Sekat padi, melambangkan manusia yang berbobot, baik secara lahir maupun batin
- Buah-buahan, merupakan lambang proses pematangan diri manusia.
- Dedaunan (daun kluwih, daun beringin, daun andong, daun puring), merupakan lambang perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.
- Tebu wulung, melambangkan kekuatan dan kemantapan batin. Agar berbudi pekerti setegak tanaman tebu jenis ini.
- Janur kuning, melambangkan cahaya terang yang diridhoi Tuhan dalam hidup
- Taplak kain mori warna putih, melambangkan kesucian hati dan pikiran yang bersih dari sifat curiga.
- Payung agung, lambang perlindungan dari pejabat (pamong) terhadap rakyatnya.
- Tombak, merupakan lambang kewaspadaan
- Dupa ratus, melambangkan kenyamanan dan ketenteraman
- Umbul-umbul bambu dan hiasan janur kuning, melambangkan kebesaran Tuhan dan lestarinya budaya nenek moyang.
Rupaya, leluhur kita telah dengan bijak meninggalkan pesan yang terselubung. Berbungkus tradisi, untuk dipahami dan diikuti sesuai hajat yang kita kehendaki.
Barang-barang pelengkap sesajen tersebut tidak selalu dibutuhkan seluruhnya. Biasanya setiap ritual mempersyaratkan ubo rampe yang tidak sama. Bahkan kadang dipersyaratkan juga barang-barang lain yang tidak wajar dan bahkan sulit dicari. Contohnya, ayam cemani dan kambing kendhit.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :