Upacara Brobosan, Penghormatan Dalam Tradisi Kematian

Brobosan adalah tradisi berjalan dibawah keranda jenazah yang diangkat tinggi. Upacara ini dilaksanakan sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman, dan dilakukan oleh para anak cucu dan sanak keluarga yang ditinggalkan.

Untuk melintasi bagian bawah keranda ini, ada aturan khusus. Masing-masing anggota keluarga lewat bergantian satu persatu dan diulang tiga kali.


Mengenal Upacara Brobosan

Masyarakat Jawa memang antara lain terkenal karena budayanya. Budaya yang oleh sebagian besar penganut masih dipertahankan secara turun temurun. Sampai-sampai, adat kematian pun memiliki tradisinya sendiri.

Salah satu bagian dari adat kematian orang Jawa adalah Brobosan. Upacara ini bertujuan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang yang berpulang. Biasanya diselenggarakan di halaman rumah duka sebelum jenazah diberangkatkan, dan dipimpin oleh anggota keluarga yang tertua.

Pertama-tama, peti mati atau keranda dibawa keluar menuju halaman rumah. Tepatnya setelah upacara doa kematian dan sambutan-sambutan selesai. Kemudian keranda diangkat lebih tinggi dalam keadaan berhenti.

upacara-brobosan-dalam-tradisi-kematian-jawa

Setelah itu anggota keluarga melintas satu persatu, dengan urutan anak laki-laki tertua lebih dulu. Disusul anak perempuan, cucu laki-laki dan cucu perempuan. Berjalan di bawah keranda (mbrobos) sebanyak tiga kali, searah jarum jam dan dimulai dari sisi kanan jenazah.

Urutan melintas ini selalu dimulai dari anak lelaki yang paling tua dan keluarga inti. Sedangkan anak yang lebih muda beserta keluarganya mengikuti di belakang.

Tujuan Upacara Brobosan

Tradisi Brobosan merupakan simbol penghormatan dari sanak keluarga terhadap mendiang yang telah berpulang. Apalagi bila yang wafat tersebut sudah berusia sangat lanjut. Merupakan suatu pengharapan tersendiri agar anak cucunya dapat mewarisi umur panjang si mendiang. Serta mewarisi berbagai ilmu, keahlian dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dimiliki selama masih hidup di dunia.

Pelaksanaan tradisi ini berbeda antara jenazah pria dan jenazah wanita. Apabila yang meninggal adalah seorang wanita, maka brobosan hanya diikuti atau dilakukan oleh sanak keluarga yang dianggap paling dekat dengan almarhumah saja. Sedangkan bila yang meninggal adalah remaja atau masih berusia kanak-kanak, maka brobosan biasanya tidak dilakukan sama sekali.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :