Ilmu Pelet yang belum disempurnakan, tidak sebaiknya diamalkan sembarangan. Tidak bisa ilmu spiritual ini dijalankan tanpa guru. Ibarat menaiki kendaraan, salah-salah Anda bisa tersesat di tengah jalan.
Resiko Ilmu Pelet, Adakah?
Tidak ada satupun perkara di dunia yang tidak membawa resiko. Apalagi sebuah ilmu. Manakala ilmu itu dimanfaatkan untuk kebaikan, maka baik lah jadinya. Tetapi bila ilmu tersebut disalahgunakan, maka salah juga ujungnya.
Terkait pelet pengasihan, resiko terbesar biasanya muncul ketika ilmu tersebut belum disempurnakan. Serta diamalkan tanpa bimbingan. Terutama jenis-jenis pelet birahi yang efeknya cenderung seketika. Hal-hal yang demikian ada baiknya dihindari.
Satu yang paling penting sebelum Anda memutuskan untuk mengamalkan ilmu pelet, adalah memastikan bahwa niat Anda baik dan benar. Jangan sampai berani meniatkan pelet untuk keburukan atau bahkan balas dendam.
Jadi, Apa Resiko Ilmu Pelet?
Resiko mengamalkan pelet dapat dijabarkan dalam satu perkataan Jawa yang berbunyi, “Ora duwe awu setakir.” Kata ‘awu’ artinya ‘abu’, sedangkan ‘takir’ adalah piranti makan kecil yang terbuat dari daun pisang bersemat lidi. ‘Ora duwe awu setakir’ secara bahasa artinya ‘Tidak punya abu setakir (sedikitpun)’.
Maknanya, mereka yang mengamalkan pelet secara sembarangan beresiko hidup miskin. Tidak punya apa-apa seumur hidupnya. Jaman dulu orang tua melarang anaknya mempelajari ilmu pelet, salah satunya karena alasan ini.
Padahal sebenarnya tidak semua pengamal pelet berakhir seperti itu. Umumnya yang bernasib sengsara hanyalah mereka yang terlanjur sombong dan dibutakan ilmunya sendiri. Hidupnya kalang kabut karena sibuk mengejar perempuan, mentang-mentang menggaet wanita dianggapnya sesuatu yang gampang.
Bisakah Resiko Ilmu Pelet Dihindari?
Bisa, bahkan gampang saja. Asal Anda mengamalkannya dibawah bimbingan guru yang tepat. Jadi Anda dapat diarahkan, ditunjukkan apa saja yang boleh dan mana yang perlu dihindari.
Guru spiritual yang tepat juga akan membimbing Anda untuk mematangkan ilmu dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Tidak mungkin Anda dibimbingnya pada kesesatan.
Tetapi ketika seseorang mengamalkan ilmu tanpa bimbingan guru, sombonglah ia. Keblinger. Pikirnya ia hebat, menaklukkan perempuan manapun ia siap. Hidupnya habis untuk mengejar perempuan. Padahal di rumah pun ia sudah berkeluarga.
Hasilnya rumah tangga jadi amburadul. Pekerjaan tidak terurus, anak istri ditelantarkan, riwayat kawin-cerai-kawin-cerai hampir bisa dipastikan. Habislah hartanya untuk mengejar wanita, sampai-sampai di ujung cerita ia justru tidak lagi punya apa-apa.
Itu bukan kisahnya orang yang menguasai ilmu, tetapi justru dikuasai ilmu.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :