Menguak Garis Lurus Gunung Merapi – Pantai Selatan

Ada garis lurus imajiner antara Gunung Merapi dan Pantai Selatan. Garis lurus tersebut menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta dan Pantai Parang Kusuma dengan Tugu Jogja di tengahnya.


Hubungan Gunung Merapi dan Pantai Selatan

Bila dilihat dari pengamatan satelit, memang nampak garis lurus antara keempat lokasi tersebut. Gunung Merapi, lalu ke Tugu Jogja, Keraton Yogyakarta dan berakhir di Pantai Selatan atau Pantai Parang Kusuma. Termasuk jalan yang menghubungkannya, juga terletak segaris dan paling hanya meleset sekian derajat saja.

garis-lurus-gunung-merapi-pantai-selatan

Garis lurus imajiner ini dimulai dari Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Titik ini sekaligus merupakan batas utara Yogyakarta. Dari Merapi, garis tersebut bisa ditarik membujur ke arah selatan, hingga ke Tugu Jogja.

Tugu Jogja ini mewakili falsafah ‘manunggaling kawula gusti’ yang bermakna persatuan antara sang khalik dan makhluk ciptaannya. Namun dalam hal ini, Tugu Jogja lebih mewakili persatuan antara raja (golong) dan rakyat (gilig).

Dari Tugu Jogja, garis lurus dapat ditarik hingga ke arah keraton. Disana terdapat Panggung Krapyak atau yang kini disebut Gedhong Panggung.  Bangunan tersebut berupa podium batu bata setinggi empat meter, dengan lebar lima meter dan panjang enam meter. Ketebalan dinding sekitar satu meter. Panggung Krapyak merupakan batas selatan kota tua Yogyakarta.

Dari Keraton, garis lurus dapat ditarik kembali hingga ke Pantai Parang Kusuma. Seperti halnya Gunung Merapi, Pantai Selatan juga memiliki juru kunci.

Keseimbangan Merapi – Pantai Selatan

Baik Merapi maupun Pantai Selatan sama-sama memiliki arti penting bagi Keraton Yogyakarta. Keraton dibangun berdasarkan prinsip keseimbangan antara air dan api. Gunung Merapi melambangkan api, sedangkan Pantai Parang Kusuma melambangkan air. Maka dari itu keraton dibangun pada titik tengahnya.

Pantai Selatan mewakili keseimbangan horizontal antara manusia dengan sesama manusia. Adapun Merapi mewakili keseimbangan vertikal antara manusia dengan Tuhannya.

Lahar merapi tidak boleh sampai tersumbat. Harus dimuntahkan pada waktunya. Demikian juga dengan suara rakyat. Apabila sampai tersumbat, suatu saat akan terjadi revolusi sosial yang perlu diperhitungkan.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :