Tari Serimpi bukanlah sekedar tarian. Terlahir dari budaya dan tradisi, tarian tradisional Jawa ini konon memiliki makna dan filosofi.
Sejarah Tari Serimpi
Serimpi merupakan tarian klasik yang berasal dari Yogyakarta. Pengertiannya adalah calon pengganti raja. Tetapi serimpi juga bisa bermakna perempuan.
Ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa nama serimpi berasal dari kata ‘impi’ atau mimpi. Pendapat ini didasarkan pada kecenderungan bahwa orang cenderung terbuai ke alam bawah sadar, setelah menyaksikan pertunjukan tari lemah gemulai sepanjang 45 menit hingga satu jam.
Tarian Serimpi dibawakan oleh empat orang. Keempatnya membentuk segi empat yang melambangkan tiang pendapa. Adapun komposisi penari serimpi ini melambangkan empat arah mata angin dan empat unsur alam. Yakni grama (api), angin (udara), toya (air) dan bumi (tanah).
Konon, serimpi sudah ada sejak jaman Pakubuwono VI. Namun tarian ini diganti namanya menjadi Serimpi Sangupati pada masa Pakubuwono IX. Penggantian nama ini terkait kolonialisme Belanda, yang ketika itu meminta Surakarta agar menyerahkan tanah di kawasan pesisir Pulau Jawa.
Dari peristiwa ini dihasilkan sebuah perundingan. Dimana ketika perundingan tersebut lah, pihak Belanda dijamu dengan tarian serimpi. Para penari dibekali dengan properti berupa pistol dan wadah gelas untuk menjamu para tamu. Pistol tersebut diisi peluru asli, sebagai suatu bentuk pertahanan bila tiba-tiba Belanda melakukan serangan.
Sejak saat itu tarian serimpi dikenal dengan nama Serimpi Sangupati. Adapun kata ‘pati’ sendiri bermakna kematian.
Busana Penari Serimpi
Kini, pistol yang tersemat di badan penari serimpi hanya pistol pelengkap saja. Tidak berisi peluru sungguhan. Para penari masih menggunakan pakaian adat khas putri keraton, lengkap dengan dodotan dan penghias kepala berupa gelung bokor.
Dalam perkembangannya sekarang, ada beberapa perubahan dalam kostum penari serimpi. Misalnya seperti penggunaan kain seredan, baju berwarna terang tanpa lengan dan hiasan kepala burung kasuari.
Filosofi Tari Serimpi
Serimpi menyimbolkan pertarungan yang tak pernah berakhir, antara kebaikan dan kejahatan. Serimpi Sangupati memaknai nilai-nilai luhur yang diperlukan manusia agar mampu melawan serta mengendalikan hawa nafsunya.
Karena itulah pagelaran serimpi paling banyak menggambarkan kisah pertempuran para pahlawan. Seperti Menak, Purwa, Mahabarata, Ramayana dan lain sebagainya.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :