Konon, Ajian Gelap Ngampar dikuasai oleh Mahapatih Gajah Mada. Barang siapa yang memiliki ilmu kesaktian ini, dapat menjadikan lawannya tuli hanya dengan suara gertakan saja.
Apa Itu Ajian Gelap Ngampar
Gelap artinya petir, halilintar, guruh, atau juga kilat. Sedangkan ngampar artinya menyambar. Disebut Ajian Gelap Ngampar karena kekuataan ilmu ini berasal dari petir yang menyambar. Salah satu tokoh yang konon menguasainya adalah Gajah Mada.
Pada jamannya, Mahapatih Gajah Mada mengumandangkan Sumpah Palapa dan berhasil menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Ialah yang mendampingi Raja Hayam Wuruk dan membawa kemakmuran bagi bendera gula kelapa.
Di kalangan peminat ilmu spiritual, Ajian Gelap Ngampar termasuk ilmu kadigdayaan tingkat tinggi. Tidak banyak orang yang mengetahui, apalagi menguasai. Ilmu ini juga tidak boleh dipergunakan untuk main-main. Karena bila disalurkan lewat suara, mereka yang mendengarkan bentakannya bisa tuli seketika.
Sedangkan bila dibaca di tengah-tengah medan perang, konon siapapun yang mendengar akan langsung menyerah atau melarikan diri. Bila disalurkan lewat telapak tangan, maka lawan akan lumpuh bak tersambar petir.
Selain Gajah Mada, tokoh lain yang konon menguasai ajian ini adalah Raden Rangga, salah satu putra Panembahan Senopati. Saat ini sendiri ada dua versi Ajian Gelap Ngampar yang banyak dipelajari. Salah satunya diciptakan oleh seorang resi pada masa kejayaan agama Hindu, sedangkan versi yang kedua diyakini berasal dari Sunan Kalijaga.
Mantra Ajian Gelap Ngampar versi pertama:
“Hong, ingsun amatek ajiku si gelap ngampar
Gebyar-gebyar ana ing dadaku, Ula lanang guluku
Macan galak ana raiku, Surya kembar ana netraku
Durgadeglak ana pupuku, Gelap ngampar ana pengucapku
Gelap sewu suwaraku, Ah O aku si gelap sewu.”
Adapun tirakatnya adalah dengan berpuasa selama 40 hari. Buka puasanya di pukul 00.00. Kemudian dilanjutkan dengan puasa Nglowong selama 7 hari 7 malam, yang dimulai pada hari Sabtu Kliwon.
Mantra Ajian Gelap Ngampar versi kedua:
“Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Gelap ngampar kuwang-kuwang,
Midaku raku, Gelap ngampar pengucapku
Nyaut ora nyunduk, Gajah meta, Kala anembah
Rep sirep saking kersaning Allah.”
Tirakat atau lelakunya adalah dengan berpuasa selama 40 hari. Dilanjutkan puasa patigeni sehari semalam. Puasa ini dimulai pada hari kelahiran si pengamal.
Ingat, ilmu setinggi apapun tidak akan berguna tanpa batin yang kuat. Maka mari menata hati dan niat kita. Agar ilmu apapun yang diamalkan dapat menjadikan kebaikan, atas restu dari Tuhan.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :