Tapa pendem, tapa ngalong, dan tapa ngeluwang. Ketiganya adalah lelaku kejawen yang mungkin tidak lagi banyak dilakukan. Alasannya, banyak yang menganggap ketiga lelaku ini kelewat berat.
Apa Itu Tapa Pendem?
Sebenarnya, apa yang dimaksud tapa pendem itu? Apa pula bedanya dengan tapa ngeluwang dan tapa sungsang?
Tapa sungsang adalah tirakat jawa yang dilakukan dengan membalikkan posisi tubuh secara tergantung (sungsang). Kepala di bawah, kaki diatas. Pada tahapan tertentu, pelaku tapa sungsang menggantungkan kakinya di dahan pohon. Layaknya kalong atau kelelawar.
Dalam posisi tergantung ini, pelaku dilarang banyak bergerak. Sehingga secara fisik pelaku tapa sungsang akan terlatih untuk mengatur napasnya sedemikian rupa. Umumnya, tapa sungsang dibarengi dengan puasa ngrowot, alias puasa yang meninggalkan nasi sebagai bahan makanan utama.
Lain sungsang, lain ngeluwang. Tapa ngeluwang adalah tirakat jawa yang dilakukan dengan cara mengubur diri di tanah pekuburan. Atau di lahan yang sangat sepi. Butuh keberanian besar untuk melakoni tirakat ini, sehingga tidak banyak orang awam yang berani menjalaninya.
Konon, tapa ngeluwang dulunya diamalkan sebagai jalan untuk memunculkan penglihatan gaib. Dipercaya bahwa mereka yang selesai melakoni penguburan akan melihat hal-hal mistis yang mengerikan. Misalnya seperti jin dan arwah-arwah yang bergentayangan.
Adapun niat atau mantra tapa ngeluwang adalah sebagai berikut:
“Niat ingsun ngeluwang, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu marang jiwa ingsun, lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.”
Artinya:
“Saya berniat ngeluwang, menutupi badan yang berlubang, siapapun yang datang mati, yang mengganggu jiwaku akan melebur seperti air, karena Allah Yang Maha Esa.”
Mantra Tapa Pendem
Terakhir adalah tapa pendem. Tirakat ini hampir sama dengan tapa ngeluwang. Butuh keberanian, butuh kesucian hati juga. Sebelum mengubur diri, pelaku tapa pendem diharuskan berpuasa dulu selama tiga atau empat hari.
Cara melakoni tirakat ini adalah dengan mengubur diri hidup-hidup, dengan diberikan lubang bernapas yang terbuat dari bambu berlubang.
Konon, bila hati tidak bersih ketika melakoni tirakat ini, pelakunya bisa gila. Hanya mereka yang sudah mahir dan terbiasa bertirakatlah yang mampu menjalani tapa pendem, dengan membaca mantra sebagai berikut:
“Niat ingsun tapa pendem, amendem badaningsun jagad cilik supoyo nyawiji marang jagad gedhe, bapa akasa nurunake berkah, ibu bumi kang mijilake berkah, siti bumi lemah bumi asal muasale adam, cipto tunggal kinaryo gampang sarining gampang, rasa tunggal dadya karsaku wujud maujud, kun fayakun.”
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :