Cakil (atau Buta Cakil) adalah tokoh pewayangan yang kadang disebut juga Gendirpenjalin. Wujudnya seorang raksasa dengan gigi tonggos dan berpangkat tumenggung. Tokoh ini hanya dikenal dalam cerita pewayangan Jawa. Ia selalu muncul dalam Perang Kembang, yang merupakan perang antara ksatria melawan raksasa perlambang nafsu angkara murka.

Dilihat dari wataknya, tokoh Cakil memiliki sifat pemberani, tangkas, trengginas, banyak tingkah, dan pandai bicara. Di lain pihak ia juga kejam, serakah, selalu menurutkan kata hati dan mau menang sendiri. Cakil dikisahkan selalu ada, dan hidup di setiap negara raksasa.
Ia merupakan raksasa yang tinggal di hutan, dan bertugas merampok para ksatria atau merusak kehidupan dan ketenteraman brahmana yang bertapa.
Dalam setiap peperangan, tokoh Cakil ini pasti menemui ajal. Karena ia beserta anak buahnya merupakan perlambang nafsu angkara murka, yang oleh manusia memang sewajarnya dilenyapkan.
Mengenal Buta Cakil
Buta Cakil termasuk dalam kawanan Empat Raksasa. Terdiri dari Buta Cakil, Buta Bragalba, Buta Rambut Geni, dan Buta Terong. Ciri fisik paling terlihat yang dimiliki Buta Cakil adalah rahang menjorok ke depan, dengan gigi taring (siung) yang menjulang ke atas. Dengan demikian Cakil terbilang memiliki penampilan yang cukup menyeramkan.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, Cakil dan kawan-kawan muncul dalam lakon Perang Kembang. Lakon ini menceritakan perang antara raksasa dan ksatria. Dalam Perang Kembang, sedikitnya tiga tokoh buta (raksasa) akan tampil. Entah itu Cakil, Bragalba, Rambut Geni atau Terong. Ada kalanya Cakil akan ditemani oleh Togog dan Sarawita.
Ada yang menyebutkan, bahwa Cakil sebenarnya bukanlah sebuah nama. Melainkan sebutan bagi raksasa berwajah menyeramkan dengan gigi taring panjang dan bibir bawah yang melewati bibir atas. Tetapi sumber lain menyebutkan pula bahwa Cakil sebenarnya adalah anak dari Arjuna yang tidak pernah diakui.
Konon ceritanya, Arjuna pernah jatuh hati pada Dewi Anggraeni, istri Bambang Palgunadi yang cantik dan setia. Setelah gagal mendapatkan cintanya, Arjuna pun berlaku curang dengan mengalahkan Palgunadi dan memaksa Dewi Anggraeni sebagai pelampiasan nafsu.
Kemudian sang dewi hamil dan meninggal setelah melahirkan Cakil. Dari situ, Cakil kemudian menjadi simbol dendam dan amarah. Dendam inilah yang menjadikan alasan mengapa dalam lakon Perang Kembang ia dikisahkan berperang dengan Arjuna untuk menuntut balas.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :