Kenali Tokoh Pewayangan – Batara Kala

Tokoh pewayangan yang kita kenal sebagai Batara Kala, tidaklah sama dengan Sang Kala dalam ajaran agama Hindu. Kata ‘kala’ dalam Bahasa Sansekerta artinya adalah waktu. Sang Kala, merupakan putra Dewa Syiwa yang bergelar sebagai penguasa waktu.

Bathara Kala

Tokoh pewayangan yang kita kenal sebagai Batara Kala, tidaklah sama dengan Sang Kala dalam ajaran agama Hindu. Kata ‘kala’ dalam Bahasa Sansekerta artinya adalah waktu. Sang Kala, merupakan putra Dewa Syiwa yang bergelar sebagai penguasa waktu.

Ia disimbolkan sebagai seorang raksasa berwajah menyeramkan, hampir tidak nampak seperti seorang dewa. Sang Kala merupakan simbol bahwa siapapun tidak dapat melawan hukum karma. Bila sudah tiba masanya bagi seseorang untuk meninggal dunia, maka Kala akan menjemputnya.

Bila ada orang yang berkeras untuk hidup lebih lama atas kemauannya sendiri, maka Kala akan membinasakannya. Itulah mengapa Kala berwajah sangat menakutkan, bersifat memaksa siapapun agar tunduk pada batas usianya.  

Kelahiran Batara Kala menurut Pewayangan Jawa

Batara Kala (atau Bathara Kala) adalah putra keenam Sang Hyang Manikmaya dengan Dewi Uma. Ia adalah satu-satunya putra yang berwujud raksasa, bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.

Hal ini dikarenakan ia terlahir dari ‘kama salah’ Sang Hyang Manikmaya yang jatuh ke dalam Samudra dan menjelma menjadi bayi raksasa.

Kediaman Bathara Kala terletak di Kahyangan Selamangumpeng. Ia menikah dengan ratu penguasa makhluk siluman yang kahyangannya terletak si Setra Gandamayit, yaitu Dewi Pramuni.

Dari perkawinan tersebut ia berputrakan lima orang, yang masing-masing bernama   Bathara Siwahjaya, Dewi Kalayuwati, Bathara Kalayuwana, Bathara Kalagotama dan Bathara Kartinea.

Sejak dari jabang bayi, Batara Kala sudah terkenal sangat sakti. Pernah suatu ketika ia mengamuk di Suralaya, dan hanya Sang Hyang Manikmaya sendiri yang dapat mengalahkannya dengan Aji Kemayan. Oleh sang ayah kedua taringnya dipotong, yang kanan berubah menjadi Keris Kalanadah, dan yang kiri menjadi Keris Kaladite. Selain Sang Hyang Manikmaya, hanya Sang Hyang Wisnu yang dapat mengalahkan Bathara Kala.

Bathara Kala tidak termasuk karakter yang cerdas, meskipun ia terkenal sakti. Tindakannya seringkali dilatarbelakangi ketidaksengajaan. Semata-mata karena ia berpikir bodoh saja. Ia akan membela diri bila haknya diserang atau dianiaya. Ia membunuh bukan untuk kesenangan, tetapi karena kebutuhan untuk membela kehidupan. Tetapi ia lazim dipergunakan sebagai lambang angkara murka.


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :