Alkisah Ki Ageng Sela bermaksud menjadi prajurit tamtama. Ia lalu dicoba diadu dengan banteng. Banteng ditempeleng sekali pecah kepalanya, darahnya muncrat.
Ki Ageng menoleh. Lalu ditanya mengapa menoleh. Ia menjawab karena terkena cipratan darah. Ki Ageng ditolak keinginannya menjadi tamtama, dinilai takut pada darah. Ia sangat malu lalu pulang dan menyiapkan senjata berniat mengamuk merusak ...
More
pesugihan jawa
Upacara Adat Kejawen yang Berhubungan dengan Kehidupan Manusia
Salah satu yang mencirikan masyarakat yakni melestarikan budaya warisan nenek moyangnya. Salah satu budaya leluhur tersebut yakni upacara adat kejawen yang dilaksanakan secara turun-temurun.
Namun sesudah budaya modern mulai menjangkiti masyarakat Jawa, satu per satu upacara adat itu seperti ditelan jaman. Sungguhpun masih terdapat beberapa upacara adat yang hingga sekarang dilestarikan oleh s...
More
Nafsu Amarah dalam Serat Dewa Ruci
Di dalam Serat Dewa Ruci, terdapat sebuah adegan kisah yang menjelaskan tentang empat tingkatan nafsu atau jiwa manusia. Yaitu nafsu amarah, supiyah, aluamah/ lawwamah, dan mutmainah.
Kisah Dewa Ruci ini sudah ada sejak lama, kurang lebih sejak masa pra-Islam yang kemudian ditulis ulang oleh R. Ng. Yasadipura I pada akhir abad ke-17. Nukilan kisah tersebut adalah pelajaran yang dikemas dalam b...
More
Hari-Hari Penting dalam Ajaran Kejawen
Bagi masyarakat Kejawen, Sultan Agung dari Mataram Islam dianggap sebagai filsuf peletak fondasi kejawen muslim yang sangat mempengaruhi upacara-upacara penting, terutama yang tampak berupa penanggalan dalam menentukan hari-hari penting. Hari-hari penting kejawen tidak lepas dari kelahiran, pernikahan, dan kematian, yang merupakan kehidupan dalam tradisi Jawa.
Orang Jawa akan mendapatkan nama ...
More
Kisah Pertemuan Pertama Panembahan Senopati dan Ratu Kidul
Kisah pertemuan pertama Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul dalam Babad Tanah Jawa (Wiryapanitra, 1945: 63) diceritakan sebagai berikut.
Setelah Panembahan Senopati mendapat wahyu pada suatu malam, Ki Juru Mertani, paman sekaligus penasehatnya, belum merasa yakin jika kemenakannya itu telah menerima wahyu. Untuk memastikan, Panembahan Senopati diminta bertapa ke laut kidul, sedangkan Ki Juru...
More
Induk Ilmu Kejawen – Tapanya Hidup untuk Menghindari Sifat Celaka
Berdasarkan Induk Ilmu Kejawen, perlu diketahui bahwa kecelakaan hidup itu ada dua tingkatan.
Pertama, kecelakaan jiwa. Ada lima macamnya, yaitu mengumbar keinginan nafsu, membabar kesenangan, menggelar angkara murka, mewedar khianat dan tipu muslihat, dan menuruti kecenderungan fitnah dan aniaya.
Kedua, kecelakaan raga. Ada lima juga macamnya, yaitu carobo (ceroboh), nistha (nista), degsur...
More
Seni Tari sebagai Sumber Ajaran Kejawen
Karena sarat dengan tuntunan, kesenian tradisi yang masih dilestarikan di dalam keraton senantiasa mengandung ajaran-ajaran filosofis yang sering dijadikan sumber ajaran Kejawen bagi para pengikutnya.
Seni tari mengandung tuntunan (pendidikan) filsafat melalui gerak, irama, rasa, dan ekspresi dari para penarinya. Sampai sekarang, seni tari yang tetap dijaga kemurniannya yakni tari Bedhaya, Ser...
More
Cara Bersenggama Menurut Primbon
Primbon Lukmanakim Adammakna menjelaskan, apa yang wajib kita belai ketika hendak bersetubuh. Berdasarkan pada sistem kalender, serta melihat ciri-ciri organ tubuh perempuan tersebut.
Cara Bersenggama Menurut Primbon, Pada Tanggal 1
Mulailah dengan memegang jempol kaki kanan, berikut seluruh jarinya sekalian. Sebab organ paling sensitif birahinya pada saat itu, terletak disitu. Adapun jika ...
More
Berserah Diri Kepada Tuhan – Serat Sana Sunu
Kandel kumandel marang Hyang Widhi atau berserah diri kepada Tuhan adalah jalan yang terbaik bagi manusia untuk dapat menggapai tujuan hidup dunia dan akhirat. Artinya, segala sesuatu tentang kehidupan ini dijalani dengan sabar dan ikhlas, tidak ada sesuatu pun yang tidak atas ijin Tuhan, dan tidak ada sesuatu pun yang merasa dimiliki, kecuali semua milik Yang Maha Pencipta.
Kandel kumandel ma...
More
Asal Mula Nama Kerajaan Demak – Babad Tanah Jawi
Ada beberapa pendapat mengenai asal mula nama Kerajaan Demak.
Menurut Solochin Salam, Demak berasal dari Bahasa Arab, yaitu Dhima, yang artinya sesuatu yang mengandung air. Hal ini berdasarkan fakta bahwa daerah Demak memang banyak mengandung air. Adapun penyebab daerah Demak mengandung banyak air adalah karena dahulunya di Bintara terdapat banyak rawa dan tanah payau sehingga banyak telaga te...
More