Prabu Brawijaya V adalah raja terakhir Majapahit. Ia berkuasa hingga pada masa jatuhnya kerajaan tersebut, di tahun 1478 Masehi (1400 Saka).
Keturunan Prabu Brawijaya V
Tidak seperti kebanyakan pemimpin besar, Brawijaya lebih banyak dikenal atas banyaknya perempuan yang ia peristri. Bukan atas prestasi atau penaklukannya sebagai pimpinan monarki.
Dari sekian banyak wanita yang menjadi istrinya itulah, Brawijaya V mendapatkan keturunan yang berjumlah tidak sedikit. Tercatat, ada 117 orang yang merupakan keturunan raja ini. Anak-anaknya itu antara lain adalah:
- Raden Jaka Dilah (kemudian menjadi adipati di Palembang)
- Raden Jaka Pekik (Arya Jaran Panoleh, kemudian menjabat adipati di Sumenep)
- Putri Retno Pembayun (kemudian menikah dengan Pangeran Handayaningrat)
- Raden Jaka Peteng
- Raden Jaka Maya (Arya Dewa Ketuk, kemudian menjabat adipati di Bali)
- Dewi Manik (kemudian menikah dengan Arya Sumangsang Adipati Gagelang)
- Raden Jaka Prabangkara (kemudian mengembara ke negeri Cina)
- Raden Arya Kuwik Adipati Borneo
- Raden Jaka Kutik (Arya Tarunaba, kemudian menjabat adipati di Makasar)
- Raden Jaka Sujalma (Adipati Suralegawa di Blambangan)
- Raden Surenggana (yang tewas dalam penyerbuan Demak)
- Retno Bintara (kemudian menjadi istri Tumenggung Singosaren Adipati Nusabarung)
- Raden Patah (kemudian menjadi Sultan Demak)
- Raden Bondan Kejawan (kemudian menikahi putri Ki Ageng Tarub dan menurunkan raja-raja Mataram)
- Retno Kedaton (Umbul Kendat Pengging)
- Retno Kumolo (Raden Ayu Adipati Jipang, kemudian menikah dengan Ki Hajar Windusana)
- Raden Jaka Mulya (Raden Gajah Permada)
- Putri Retno Mas Sakti (kemudian menikah dengan Juru Paningrat)
- Putri Retno Marlangen, (kemudian menikah dengan Adipati Lowanu)
- Putri Retno Setaman (kemudian menikah dengan Adipati Jaran Panoleh di Gawang)
- Retno Setapan (kemudian menjadi istri Arya Bangah Bupati Kedu Wilayah Pengging)
- Raden Jaka Piturun (kemudian menjadi Adipati Ponorogo, dikenal sebagai Bathara Katong)
- Raden Gugur (konon menghilang di Gunung Lawu)
- Putri Kaniten (kemudian menikah dengan Arya Baribin di Madura)
- Putri Baniraras (kemudian menikah dengan Arya Pekik di Pengging)
- Raden Bondan Surati (kemudian mati obong di Hutan Lawar Gunung Kidul)
- Retno Amba (kemudian menikah dengan Arya Partaka)
- Retno Kaniraras
- Raden Ariwangsa
- Raden Arya Suwangsa (Ki Ageng Wotsinom di Kedu)
- Retno Bukasari (kemudian menjadi istri Arya Bacuk)
- Raden Jaka Dandun (Syeh Belabelu)
- Retno Mundri atau Nyai Gadung Mlati (kemudian menjadi istri Raden Bubaran)
- Raden Jaka Sander (Nawangsaka)
- Raden Jaka Bolod (Kidangsoka)
- Raden Jaka Barak (Carang Gana)
- Raden Jaka Balarong
- Raden Jaka Kekurih/ Pacangkringan
- Retno Campur
- Raden Jaka Dubruk/ Raden Semawung/ Pangeran Tatung Malara
- Raden Jaka Lepih/ Raden Kanduruhan
- Raden Jaka Jadhing/ Raden Malang Semirang
- Raden Jaka Balurd/ Ki Ageng Megatsari/ Ki Ageng Mangir I
- Raden Jaka Lanang
- Raden Jaka Wuri
- Retno Sekati
- Raden Jaka Balarang
- Raden Jaka Tuka/ Raden Banyak Wulan
- Raden Jaka Maluda/ Banyak Modang
- Raden Jaka Lacung/ Banyak Patra/ Arya Surengbala
- Retno Rantam
- Raden Jaka Jantur
- Raden Jaka Semprung/ Raden Tepas
- Raden Jaka Gambyong
- Raden Jaka Lambare/ Pecattanda
- Raden Jaka Umyang/ Harya Tiran
- Raden Jaka Sirih/ Raden Andamoing
- Raden Joko Dolog/ Raden Manguri
- Retno Maniwen
- Raden Jaka Tambak
- Raden Jaka Lawu/ Raden Paningrong
- Raden Jaka Darong/ Raden Atasingron
- Raden Jaka Balado/ Raden Barat Ketigo
- Raden Beladu/ Raden Tawangtalun
- Raden Jaka Gurit
- Raden Jaka Balang
- Raden Jaka Lengis/ Jajatan
- Raden Jaka Guntur
- Raden Jaka Malad/ Raden Panjangjiwo
- Raden Jaka Mareng/ Raden Pulangjiwo
- Raden Jaka Jotang/ Raden Sitayadu
- Raden Jaka Karadu/ Raden Macanpura
- Raden Jaka Pengalasan
- Raden Jaka Dander/ Ki Ageng Gagak Aking
- Raden Jaka Jenggring/ Raden Karawita
- Raden Jaka Arya
- Raden Jaka Pamekas
- Raden Jaka Krendha/ Raden Arya Panular
- Retna Kentringmanik
- Raden Jaka Salembar/ Raden Panangkilan
- Retno Palupi (kemudian menjadi istri Ki Surawijaya, Pangeran Jenu Kanoman)
- Raden Jaka Tangkeban/ Raden Anengwulan
- Raden Kudana Wangsa
- Raden Jaka Trubus
- Raden Jaka Buras/ Raden Salingsingan
- Raden Jaka Lambung/ Raden Astracapa/ Kyai Wanapala
- Raden Jaka Lemburu
- Raden Jaka Deplang/ Raden Yudasara
- Raden Jaka Nara/ Sawunggaling
- Raden Jaka Panekti/ Raden Jaka Tawangsari/ Pangeran Banjaransari
- Raden Jaka Penatas/ Raden Panuroto
- Raden Jaka Raras/ Raden Lokananta
- Raden Jaka Gatot/ Raden Balacuri
- Raden Jaka Badu/ Raden Suragading
- Raden Jaka Suseno/ Raden Kaniten
- Raden Jaka Wirun/ Raden Larasido
- Raden Jaka Ketuk/ Raden Lehaksin
- Raden Jaka Dalem/ Raden Gagak Pranala
- Raden Jaka Suwarna/ Raden Taningkingkung
- Raden Rasukrama (kemudian menjadi istri Adipati Penanggungan)
- Raden Jaka Suwanda/ Raden Arya Lelana
- Raden Jaka Suweda/ Raden Lembu Narada
- Raden Jaka Temburu/ Raden Adangkara
- Raden Jaka Pengawe/ Raden Sangumerta
- Raden Jaka Suwana/ Raden Tembayat
- Raden Jaka Gapyuk/ Ki Ageng Pancungan
- Raden Jaka Bodo/ Ki Ageng Majasto
- Raden Jaka Wadag/ Raden Kaliyatu
- Raden Jaka Wajar/ Syeh Sabuk Janur
- Raden Jaka Bluwo/ Syeh Sekardelimo
- Raden Jaka Sengara/ Ki Ageng Pring
- Raden Jaka Suwida
- Raden Jaka Balabur/ Raden Kudanara Angsa
- Raden Jaka Taningkung
- Raden Retno Kanitren
- Raden Jaka Sander (Arya Sander)
- Raden Jaka Delog/ Ki Ageng Jatinom Klaten
Dari semua keturunan Prabu Brawijaya, delapan diantaranya hijrah ke Bali beserta abdi dalem dan rakyat pengikutnya. Mereka mendirikan kerajaan dan menurunkan para raja di Bali. Dengan cara inilah mereka mengelak dari jangkauan lawan politik yang mengejar.
Sebagian lagi dari anak-anak Brawijaya tersebut gugur dalam pertempuran, yang antara lain berlatar belakang perebutan kekuasaan.
Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini :